Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati mengungkap akan ada subsidi 35-40% untuk tarif LRT Jabodebek. Subsidi dari pemerintah itu berlaku untuk rute terjauh.
"Yang jelas ada unsur subsidi, kita ada PSO (public service obligation). Kalau saya lihat skemanya dari jarak terjauh, dari Depok Harjamukti sampai Dukuh Atas, komponen subsidi 35-40%, itu kalau jarak terjauh," kata Adita saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Adapun saat ini pihaknya tengah melakukan finalisasi penetapan tarif LRT Jabodebek. Nominal tarif sendiri akan diketahui dalam Keputusan Menteri atau Kepmen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lagi finalisasi karena kalau Peraturan Menteri (Permen) kan mesti ada penyelarasan dan sebagainya. Itu dalam tahap finalisasi. Setelah itu akan diturunkan dalam Kepmen. Nah itu dalam Kepmen itu angkanya akan keluar," bebernya.
Ia berharap proses ini akan selesai sebelum bulan Agustus, atau saat LRT Jabodebek beropersi secara komersil. Adita menyebut pemerintah juga butuh waktu untuk mensosialisasikan ke masyarakat.
"Ya harapannya sebelum Agustus harusnya selesai, karena Agustus kan sudah komersial, sudah berbayar. Kita upayakan pasti disosialisasikan dulu," tuturnya.
Sebelumnya, Manager Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Kuswardojo mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan tarif. Pihaknya sendiri mengusulkan tarif LRT Jabodebek Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu. Tarif ini bisa lebih murah jika pemerintah memberikan subsidi.
"Kami mengajukan usulan tarif di angka Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu. Tapi tentunya jika pemerintah memberikan PSO, nantinya tarif diharapkan bisa lebih murah lagi bagi pengguna jasa," katanya.
Simak Video: Inggris Tertarik Garap Proyek LRT di Bali, Koster: Pelaksanaan Energi Bersih