Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan mangkraknya Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Padhahal JLNT itu bisa mengurangi kemacetan di sekitar wilayah itu.
"Sayang aja (proyek LJNT Pluit) tidak jadi. Karena bisa mengurai kemacetan," ujar pria yang beken disapa Ahok itu kepada detikcom, Senin (29/5/2023).
Padahal menurut Ahok, jalur tersebut merupakan proyek CSR dari pengembang swasta, Agung Podomoro Group. Artinya pembangunan jalan tersebut tidak menggunakan APBD DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(JLNT Pluit) dibiayai oleh pengembang sebagai kewajiban pulau reklamasi yang 15% kontribusi dari harga jual per meter sesuai harga NJOP. Itu aja komitmen pengembang jelas dari Agung Podomoro yang telah bersedia bayarkan 15% dari harga NJOP," ungkap Ahok.
Karena itu ia merasa akan jauh lebih baik bila proyek-proyek seperti ini dapat terselesaikan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang, sama seperti Jembatan Tambahan Semanggi misalnya.
"Proyek-proyek menggunakan kontribusi tambahan dari pengembang harusnya menguntungkan masyarakat sama halnya seperti Jembatan Tambahan Semanggi yang tanpa pakai APBD," jelas Ahok.
Sebagai informasi, proyek ini sendiri pertama kali dibangun pada 2015 lalu saat Ahok masih menjabat sebagai Gubernur. Proyek ini awalnya dibangun untuk menghubungkan Jalan Pluit City menuju Tol Bandara Soekarno Hatta dan Tol Tanjung Priok.
Namun saat ini proyek tersebut telah mangkrak dan dibiarkan begitu saja. Akibatnya saat ini di sepanjang jalurnya nampak ditumbuhi semak belukar dan tanaman liar serta batu-batu kerikil yang berhamburan.
(hns/hns)