Uji coba bayar tol tanpa setop atau sistem multilane free flow (MLFF) batal dilaksanakan pada 1 Juni 2023. Adapun penyebab utamanya ialah perbedaan visi antara Indonesia dengen kontraktor penyedia sistem yang berbasis di Hungaria.
Informasi ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Musfihin Dahlan. Musfihin menjelaskan, perbedaan pandangan tersebut terjadi dalam proses pengembangan sistem, antara jajaran board management RITS dengan kontraktor. Akibatnya, hingga saat ini pihaknya belum menerima penyerahan teknologi untuk implementasi sistem tersebut.
Adapun perbedaan pandangan yang dimaksudkan ialah pihak Indonesia ingin sistem ini diterapkan sesuai dengan kondisi di Indonesia, sementara Hungaria sendiri berkeinginan untuk menerapkan sistem yang telah diterapkan di negaranya dan negara-negara di Eropa di Indonesia tanpa penyesuaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sudah proven sejak 2013 dan mereka mau memerapkan bulat-bulat di sini. Dan mereka mau peraturan segala macem diterapkan di sini. Ya nggak bisa. Antara Kementerian PU, kepolisian segala macem harus ikut aturan yang mereka buat, ya nggak mungkin," kata Musfihin, dalam bincang-bincang bersama awak media di Kantor Roatex, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Uji Coba Bayar Tol Tanpa Setop Mundur Lagi! |
Menurut Musfihin, sistem yang diinginkan Hungaria itu tidak mungkin diterapkan di Indonesia. Salah satunya, di Hungaria dan sebagian negara Eropa jalan tol dikelola penuh oleh pemerintah sehingga konsensioner dibayarkan oleh pemerintah. Sementara di Indonesia sendiri, sebagian jalan tol dikelola oleh swasta.
"Sementara di kita konsesioner swasta dan swasta memungut pengembalian modal dari pemungutan tarif tol yg mereka pungut. Jadi setiap rupiah yang mereka terima itu pengembalian modalnya. Jadi mereka sangat khawatir sistem baru ini membuat bobol (uang)," ujarnya.
Hal ini pun berkaitan dengan salah satu Key Performance Indicator (KPI) yang telah disepakati bersama pemerintah yakni sistem ini menjamin pendapatan BUJT 100%. Sementara, hingga saat ini sistem tersebut hanya mampu menjamin sekitae 80%, sehingga ada potensi BUJT kehilangan penerimaannya hingga 20%.
"Kita sangat paham BUJT berhubungan dengan bank, kreditur, investor, punya hubungan perdata yang panjang di belakang. Ini tidak bisa serta merta diabaikan," imbuhnya.
Simak juga Video 'Ini Jalan Tol yang Bakal Pakai Sistem Bayar Pakai HP':
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Selain itu, di Indonesia sendiri masih banyak celah yang berpotensi membuat pengendara tak terdeteksi sistem seperti yang diterapkan di Hungaria, salah satunya yakni masih banyak nomor polisi pengendara RI yang kurang jelas dan tidak terbaca. Karena itulah, menurutnya perlu ada penyesuaian sistem.
"Di kita masih banyak pengemudi yang plat nomornya diumpetin, di apa. Ini contoh perilaku yang belum bisa, ini perilaku yang belum bisa kita abaikan," lanjutnya.
Adapun kontraktor dari sistem MLFF ini ialah Multi Contact Zrt. Musfihin mengatakan, pemilihan kontraktor ini sepenuhnya dilakukan oleh Roatex Zrt yang berbasis di Hungaria, yakni perusahaan induk dari RITS. Dalam hal ini, RITS yang berbasis di Indonesia tidak punya otoritas untuk memilih. Sementara itu, untuk besaran tagihan yang harus dibayarkan kepada kontraktor tersebut sebesar US$ 80 juta.
Sementara dalam menangani persoalan ini, Musfihin sendiri mengaku pihaknya telah mencoba mengkomunikasikannya sejak Agustus 2022 lalu. Bahkan, Musfihin juga buka-bukaan kalau pertentangan terjadi antara board of director (BOD) dari Indonesia dengan Hungaria. Karena itulah, ia belum dapat memastikan sampai kapan uji coba ini akan mundur.
"Saya kira secara keseluruhan kami minta pemerintah melakukan review dari proyek ini supaya kedepannya bisa terlaksana dengan sesuai dengan harapan pemerintah dan harapan operator jalan tol di Indonesia," katanya.
"Pemerintah bisa saja men-default (proyek ini dengan Roatex Hungaria). Tetapi pemerintah pasti akan memilih jalan yang paling bijak. Tapi sebaiknya tanya ke BPJT," imbuhnya.