Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol menjadi salah satu yang digenjot pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Datanya, sejak menjabat di 2014, Jokowi sudah berhasil menyambungkan 1.833,5 kilometer (km) di seluruh Indonesia.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Triono Junoasmono mengatakan penyelesaian pembangunan jalan tol dilaksanakan secara bertahap dari tahun ke tahun. Penyelesaian pembangunan jalan tol bertujuan untuk meningkatkan konektivitas multimoda bagi pelayanan sistem logistik nasional.
Dia menyebut pembangunan jalan tol juga sangat bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah karena mobilitas barang, logistik, dan manusia menjadi lebih cepat dan efisien karena pengurangan waktu tempuh dan penghematan biaya operasional angkutan.
"Sebagai contoh Tol Trans Jawa yang mendorong tumbuhnya kawasan industri baru antara lain Batang, Subang, Tegal, Pemalang, Kendal, Brebes, hingga sejumlah wilayah di selatan, seperti Boyolali, Sragen, Ngawi, dan Nganjuk," papar Triono dalam keterangannya, dikutip Minggu (4/6/2023).
Dia memaparkan hingga tahun 2014 hanya ada sepanjang 790 km jalan tol yang berhasil diselesaikan pengerjaannya. Semenjak Jokowi menjabat, pembangunan itu dilanjutkan dengan sangat pesat.
Pada periode 2015-2019 pemerintah telah berhasil menyelesaikan sepanjang 1.298 km, termasuk tersambungnya Tol Trans Jawa dan dimulainya Tol Trans Sumatera sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Sementara itu, berlanjut ke tahun 2020 hingga Mei 2023 sudah ada penyelesaian 535,5 km jalan tol. Artinya, sejak Jokowi menjabat sebagai presiden sudah ada pembangunan jalan tol sepanjang 1.833,5 km.
Jumlah itu kemungkinan masih akan bertambah, pasalnya pemerintah menargetkan akan ada tambahan 1.367 km jalan tol yang terbangun mulai tahun 2020-2024.
Paling dekat, hingga akhir tahun 2023 ini akan ada tambahan jalan tol sebanyak 13 ruas dengan panjang 309,78 km yang seledai pembangunannya.
(hal/das)