Roatex Beberkan Alasan Uji Coba Bayar Tol Tanpa Setop di Bali 1 Juni Batal

Roatex Beberkan Alasan Uji Coba Bayar Tol Tanpa Setop di Bali 1 Juni Batal

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 15 Jun 2023 16:19 WIB
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg
Foto: Eduardo Simorangkir: Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg
Jakarta -

PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) membeberkan alasan uji coba sistem multi lane free flow (MLFF) di jalan tol Bali-Mandara yang sedianya dilakukan pada awal Juni ini tertunda. Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg mengatakan uji coba batal terlaksana pada awal Juni lantaran harmonisasi antar pemangku kepentingan yang belum tercapai.

Dia menjelaskan, tingkat kesiapan sistem MLFF dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya soal legalitas, penegakan hukum, sistem pusat, kesiapan teknis seperti kamera, mobil, sistem cloud, hingga persiapan operasi dari RITS.

"Saling ketergantungan ini untuk memastikan bahwa setiap orang siap tepat waktu. Karena ada sejumlah hal yang harus dilalui. Kami perlu mengembangkan perangkat lunak sampai titik tertentu. Kemudian Korlantas akan memberikan masukan kepada kami. Kemudian regulasinya. Tapi itu lebih karena tingkat kesiapan kita yang kurang maju. Ini kompleksitas independensi." katanya dalam media briefing di Kedubes Hungaria, Kamis (15/6/23).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tak menyebutkan elemen apa yang belum siap, namun dia bilang hal ini merupakan kejadian yang normal. Menurutnya, secara teknis saat ini tidak ada hal yang menjadi kekhawatiran.

"Terlalu dini untuk mengatakan kekhawatiran. Misalnya kamera kontrol AI, karena itu terjadi setiap hari, mereka belajar, mereka memantau. Ini adalah pengujian terakhir, tidak ada masalah. Kami sedang dalam proses. Ini adalah proses yang sepenuhnya normal. Tidak ada ruang untuk kekhawatiran saat ini karena memang kami tidak mengklaim itu sudah selesai. Kami sedang menguji." jelas Atila.

ADVERTISEMENT

Direktur Teknik RITS, Gyula Orosz menambahkan, proyek yang dibangun di Indonesia saat ini tidak 100% sama dengan yang sudah dibangun di Hungaria. Teknologi yang serba baru diterapkan di Indonesia membuat pihaknya juga perlu waktu yang cukup membuktikannya di Indonesia.

"Kami sedang menguji sistem kami saat ini. Kami tidak akan mengklaim bahwa kami siap sampai semua spesifikasi dibuat dan diverifikasi. Pengujian sedang berlangsung saat ini dan kami memiliki proses pengukuran kualitas internal kami sendiri. Kami mengamati beberapa proses kebutuhan pengembangan. Tapi kemudian kami juga mengamati beberapa feedback dari eksternal, tetapi ini adalah proses yang normal." jelasnya.

RITS memiliki beberapa tanggung jawab dalam pembangunan sistem MLFF di Indonesia berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR. Di antaranya membiayai proyek serta penyelesaian semua perjanjian lain yang diperlukan sehubungan dengan hal tersebut.

Tanggung jawab lainnya adalah mendesain, mengadakan, mengembangkan, membangun, memasang, menyelesaikan, dan menguji fasilitas MLFF sesuai dengan ketentuan perjanjian konsesi. RITS juga bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan fasilitas hingga menyediakan layanan yang sesuai dengan Key Performance Indicators (KPI) yang sudah disepakati.

Proyek berskema Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT) dengan masa konsesi 9 tahun ini diyakini akan membawa Indonesia sebagai salah satu negara pengguna teknologi pembayaran jalan tol paling mutakhir di Asia Tenggara. Teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) yang dipakai memungkinkan transaksi pembayaran tol tanpa berhenti melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit, sehingga antrean di gerbang tol yang selama ini menjadi biang kemacetan di jalan tol akan hilang.

Lihat juga Video: Master Jamban

[Gambas:Video 20detik]




(eds/hns)

Hide Ads