Miris! Cuma 21% Warga RI yang Punya Akses Air Bersih

Miris! Cuma 21% Warga RI yang Punya Akses Air Bersih

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 04 Jul 2023 18:21 WIB
World Water Day atau Hari Air Sedunia adalah perayaan tahunan yang dilakukan untuk kembali menarik perhatian publik pada pentingnya air bersih dan penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Ilustrasi air. Foto: Getty Images
Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, Indonesia saat ini masih dilanda krisis air yang sangat krusial. Saat ini, baru 21% penduduk Indonesia yang dapat mengakses air bersih yang bersumber dari pipa.

Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali dalam acara JFCC Panel Discussion Road to the 10th World Water Forum. Firdaus menjelaskan, krisis yang dimaksud ialah berupa kekurangan akses air bersih maupun pengelolaan air bersih saat bencana seperti banjir melanda.

"Nasional juga kita sangat prihatin sekali, di mana kita masih di bawah 21% populasi kita yang punya akses ke air perpipaan. Kenapa, tentunya yang paling save itu air perpipaan karena di luar itu bisa terkontaminasi," ungkapnya, di Kantor Kementerian PUPR, Selasa (4/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, di ibu kota sendiri yakni DKI Jakarta, saat ini kondisinya tidak jauh berbeda. Berdasarkan data, tercatat sebanyak 62% penduduk Jakarta telah memperoleh akses terhadap air bersih. Namun fakta di lapangan sangat berbeda, di mana angkanya baru mencapai 39%.

"Jakarta itu selama musim hujan banjir, setelah musim hujan juga ya suplai air bersihnya juga terkendala. Selama tidak hujan juga ya struggle mendapatkan air," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, krisis air ini terbilang cukup krusial dan menjadi tantangan yang tidak mudah bagi pemerintah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kerangka untuk pengelolaan air yang lebih bijaksana.

"Hambatan berikutnya, air kita melimpah tapi di tempat populasi kita tidak banyak. Misalnya Pulau Jawa luasnya hanya 6,8% dari luas Indonesia, dihuni oleh 56% populasi Indonesia, smentara cadangan air tawar di Pulau Jawa kan tidak lebih dari 5%," ujarnya.

Malahan, cadangan air sangat melimpah di pulau-pulau lainnya seperti Kalimantan hingga Papua. Selain itu, ada juga permasalahan hambatan fiskal yang dihadapi pemerintah. Ada gap yang harus dipenuhi lewat investasi. Dengan diselenggarakan World Water Forum, yang mana pada gelarannya yang ke-10 ini Indonesia menjadi tuam rumahnya.

"Kita berharap gap fiskal ini bisa diisi oleh dunia usaha. Kenapa? Tujuan negara hadir untuk memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat, tetapi di sana juga ada opportunity. Forum air ke-10 nanti untuk menemukan ide-ide brilian untuk men-slove masalah yang kita hadapi nationally, locally, maupun globally," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, 10th World Water Forum (WWF) akan digelar di Bali pada pada 18-24 Mei 2024 mendatang mengusung tema 'Water for Shared Prosperity'. Diselenggarakan dengan membawa harapan bahwa WWF menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads