Chief Operating Officer PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Agung Pramono membantah pergantian pimpinan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menjadi penyebab molornya uji coba sistem multi lane free flow (MLFF).
Sebelumnya posisi Danang Parikesit sebagai Kepala BPJT diganti oleh Miftachul Munir pada Mei. Sementara itu, uji coba MLFF di tol Bali-Mandara yang sedianya dilakukan pada awal Juni juga tertunda.
"Nggak lah, dalam artian gini. Kita sebagai bangsa Indonesia diberikan teknologi yang oke, terus dan lain-lain. Masa gara-gara rezim (ganti) kita harus batalin. Itu nggak," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung juga membantah pergantian Kepala BPJT menghambat implementasi MLFF. Pasalnya, BPJT terus memberikan dukungan terhadap program ini.
"Alhamdulillah sih nggak (menghambat). Cukup komunikatif di BPJT dan lainnya, sehingga ini bisa terjadi. Kita sudah ada progres seperti ini, dan lain-lain. Kalau memang dihambat, saya nggak dapat approval di masing-masing gentry (pintu gerbang tol)," bebernya.
Adapun PT RITS telah memasang kamera di dua titik, yaitu di Tol Jakarta arah Ciawi dan di Tol Kemanggisan. "Titik 128 dan 208. 128 itu yang dari Jakarta arah Ciawi yang satu lagi Kemanggisan," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg mengatakan uji coba batal terlaksana pada awal Juni lantaran harmonisasi antar pemangku kepentingan yang belum tercapai.
Dia menjelaskan, tingkat kesiapan sistem MLFF dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya legalitas, penegakan hukum, sistem pusat, kesiapan teknis seperti kamera, mobil, sistem cloud, hingga persiapan operasi dari RITS.
"Saling ketergantungan ini untuk memastikan bahwa setiap orang siap tepat waktu, karena ada sejumlah hal yang harus dilalui. Kami perlu mengembangkan perangkat lunak sampai titik tertentu. Kemudian Korlantas akan memberikan masukan kepada kami. Kemudian regulasinya. Tapi itu lebih karena tingkat kesiapan kita yang kurang maju. Ini kompleksitas independensi." katanya dalam media briefing di Kedubes Hungaria, Kamis (15/6/2023).
Meski tak menyebutkan elemen apa yang belum siap, namun dia bilang hal ini merupakan kejadian yang normal. Menurutnya, secara teknis saat ini tidak ada hal yang menjadi kekhawatiran.
"Terlalu dini untuk mengatakan kekhawatiran. Misalnya kamera kontrol AI, karena itu terjadi setiap hari, mereka belajar, mereka memantau. Ini adalah pengujian terakhir, tidak ada masalah. Kami sedang dalam proses. Ini adalah proses yang sepenuhnya normal. Tidak ada ruang untuk kekhawatiran saat ini karena memang kami tidak mengklaim itu sudah selesai. Kami sedang menguji." jelas Attila.
(ara/ara)