Holding rumah sakit pelat merah PT Pertamina Bina Medika (Indonesia Healthcare Corporation/IHC) sedang merampungkan pembangunan Rumah Sakit Internasional Bali (Bali International Hospital/BIH). Rumah sakit internasional itu ditargetkan bakal selesai pada awal 2024.
Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni memaparkan saat ini pembangunan BIH sudah mencapai 36,30%. Rencananya, pihaknya melakukan topping off rumah sakit pada akhir Juli ini.
"Saat ini sudah realisasi 36,30% rencana topping off 28 Juli 2023," papar Mira dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).
Berikut 4 Fakta Proyek BIH:
1. Operasi April 2024
Mira menjelaskan pihaknya akan siap membuka layanan di BIH mulai April 2024. Namun, khusus untuk layanan radioterapi yang digunakan pasien kanker baru bisa digunakan Agustus 2024.
"Insyaallah kami akan siap membuka dan selesai di April 2024 untuk layanan rumah sakitnya, tapi untuk kanker atau radiotherapy baru selesai Agustus 2024," jelas Mira.
Rumah sakit ini akan berdiri di lahan seluas 50 ribu meter persegi dengan bangunan 4 lantai dan 260 bangsal pasien di dalamnya. Ada 5 layanan utama dalam rumah sakit ini yaitu Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroentero-Hepatologi, Orthopedic. Rumah sakit ini juga dikerjasamakan operasionalnya dengan Mayo Clinic asal Amerika Serikat.
2. Kebutuhan Dokter
Mira juga menjabarkan pihaknya butuh 328 sumber daya manusia (SDM) untuk operasional RS internasional di Bali. Terdiri dari dokter spesialis sebanyak 56 orang, dokter umum sebanyak 15 orang, perawat sebanyak 104 orang, penunjang medis sebanyak 75 orang, dan pegawai non medis sebanyak 78 orang.
Sejauh ini pemenuhan kebutuhan sumber daya manusianya sudah mencapai 39%. Pemenuhan paling tinggi adalah untuk posisi dokter umum yang sudah mencapai 80% dari kebutuhan.
"Target kami untuk pemenuhan SDM ini bulan Oktober 2023 komplit," jelas Mira.
Dari total 71 dokter yang dibutuhkan baik untuk spesialis maupun umum, pihak Mira menarik setidaknya 8 dokter asing dan juga 9 dokter lulusan luar negeri alias diaspora.
"Kami akan selektif lakukan credential untuk spesialisasi yang belum ada dan diisi oleh orang asing," beber Mira.
RS tidak terima BPJS Kesehatan. Cek halaman berikutnya.
(hal/ara)