PT KAI (Persero) mengungkap proyek LRT Jabodebek diprediksi akan balik modal dalam waktu 13 tahun. Sementara investasi proyek tersebut disebut mencapai Rp 32,2 triliun.
"Kita punya hitungan tarif lah yang yang enggak beda-beda jauh dari Rp 25.000 itu. Nah dari situ kan dengan tarif itu kita bisa mengembalikan investasi ini 13 tahun," kata Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI, Mochamad Purnomosidi, saat dihubungi, di Jakarta, Senin (17/7/2023).
"Total (investasi) Rp 32,2 triliun," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya jika ada subsidi pemerintah masuk apakah akan mempercepat balik modal itu, Purnomo mengungkap hal itu akan mendorong balik modal dari investasi proyek itu lebih cepat dari 13 tahun. Namun, dia belum memastikan seberapa cepat balik modal itu setelah ada subdisi pemerintah.
"Makanya kita lihat nanti satu tahun ke depan bagaimana nih trennya. Apakah misalkan 'Oh ternyata masyarakat willingness to paynya terlalu mahal' berarti subsidi pemerintah dipakai untuk menambahkan jumlah subsidinya agar tarifnya turun. Nggak ngomongin investasi kan berarti," terangnya.
Purnomo mengatakan sumbangsih balik modal dari tarif LRT Jabodebek sendiri hanya 1%-5%. "Pendapatan non firefox-nya itu ada asumsi 1 sampai 5% lah dari Jumlah pendapatan tarif. Estimasinya adalah 1 sampai 5% dari pendapatan dari tarif dari tiket," pungkasnya.
Sebagai informasi, proyek Lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek telah dimulai sejak 2015 lalu itu mulanya ditargetkan bisa beroperasi. Kemudian rencana itu mundur dari tahun ke tahun.
Hingga akhirnya targetnya proyek itu direncanakan akan beroperasi pada 18 Agustus 2023. Saat ini uji coba untuk masyarakat yang berhasil mendaftar sudah berlangsung sejak 12 Juli.
Namun, uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek bakal dihentikan sementara mulai dari hari ini hingga 20 Juli 2023. Penghentian sementara ini diputuskan oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
(ada/das)