Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) tengah menyiapkan produk baru yang akan memudahkan para pekerja informal seperti driver ojek online (ojol) hingga tukang cukur membeli rumah. Skema ini ditargetkan bisa digunakan maksimal pada bulan Agustus 2023 mendatang.
Komisioner BP Tapera, Adi Setianto mengatakan, pada tahun ini pihaknya akan mulai memperluas kepesertaan BP Tapera dengan menyasar para pekerja mandiri lewat produk Tabungan Rumah Tapera. Produk ini bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias Bank BTN.
"Kita akan dibantu teman-temab BTN. Insyaallah di bulan Juli-Agustus kita mulai bisa implementasi untuk yang terkait pekerja mandiri," kata Adi, dalam acara Ngobrol Santai Bareng Ditjen Pembiayaan Infrastruktur (DJPI), di Kantor DJPI, Jakarya Selatan, Jumat (21/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Targetnya 50 ribu penyaluran kita tahun ini. Memang ketinggalan, tapi mudah-mudahan di-support teman-teman BTN dan teman-teman agregator yang lain kita bisa mencapai target itu," tambahnya.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, untuk tahapan awalnya pihaknya akan bekerja sama dengan para agregator seperti contohnya asosiasi driver ojol. Lewat para agregator ini, ia berharap bisa mempermudah dalam penyeleksian calon anggota pengguna produk baru ini.
"Kaya asosiasinya supaya mudah jadi merek ikut menyeleksi. Jadi nanti kalau udah jalan, ya mandiri," jelasnya.
Usulan pembentukan produk ini berangkat dari sulitnya para pekerja informal dalam memperoleh akses terhadap kredit perumahan. Bahkan, sejak program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dijalankan 2010 silam, berdasarkan data BP Tapera hingga saat ini pekerja informal yang mengakses baru sekitar 10%.
"Alasannya standar karena saya dulu orang bank, bahwa nggak punya slip gaji sehingga risikonya tinggi, sehingga tidak bankable. Jadi disana peran Tapera untuk menjembatani untuk pekerja informal yang pendapatannya harian, mingguan, atau bahkan musiman," katanya.
Pihaknya juga telah berbincang dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyangkut program baru ini, yang mana program Tabungan Rumah Tapera ini juga terinspirasi dari program OJK yakni Basic Saving Account (BSA). Program itu memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah tak harus menyimpan saldo di bank, saldonya bisa saja nol, biayanya transaksinya bisa murah atau bahkan mungkin free.
"Kita disupport OJK. Silahkan Tapera membuat Tabungan Rumah Tapera. Khusus untuk melayani masyarakat berpenghasilan tidak tetap. Jadi mereka bisa nabungnya harian, mingguan, bisa 4 bulan, 2 bulannya, tergantung cash flow incomenya," kata Adi.
"Jadi kalau tukang ojek atau tukang cukur nyetor di BTN harian, nanti disimpan BTN tabungannya, nanti didata di sana. Menjadi peserta kita. Setelah 3 bulan menabung , btn lihat, 'oh dia udah bankable kok', tabungannya rutin 3 bulan, kita berikan fasilitas penyaluran FLPP," sambungnya.
Adi menjelaskan, BTN akan berfungsi untuk menampung tabungan para pekerja ini. Setelah 3 bulan menabung secara rutin, pekerja informal akan dinilai eligible untuk menerima manfaat bantuan FLBB atau bisa disebut juga para pekerja ini terbukti telah bankable. Tabungan itu akan dikelola untuk dipergunakan untuk mencicil rumah.
"Dan kita mengacu di Permen No. 35, untuk mengakomodir BP2PT, ada dua kriteria. Masyarakat bukan penerima upah, which is informal, sama masyarakat dengan status tidak tetap misalkan pegawai honorer, PKWT, kontrak, itu kan pakai skema-skema kita tabungan tapi nanti pembiayaan lewat FLPP," kata Adi.
Sementara untuk sistemnya sendiri, lanjut Adi, pihaknya akan menggunakan sistem saving plan. Kontrak bisa dijalin selama 5-10 tahun. Nanti akan dibuatkan skema, berapa sekiranya uang yang akan ditabungkan dalam sehari oleh para pekerja mandiri dan BP Tapera akan membuatkan modelingnya.
"Kita buatkan modelingnya. Sudah dikerjakan, nanti pada saat pekerja mandiri ini berhenti bekerja, kreditnya lunas, punya rumah, tabungannya kita kembalikan," ujarnya.
(rrd/rir)