Jakarta -
Tarif LRT Jabodebek sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.
Tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 5.000 untuk kilometer (km) pertama dan Rp 700 per km berikutnya. Dengan angka sebesar itu, tarif dari ujung ke ujung akan menjadi Rp 20 ribuan.
Dari Bekasi misalnya, dari Stasiun Jatimulya ke Dukuh Atas tarifnya mencapai Rp 23.900. Sementara itu, dari Stasiun Harjamukti Cibubur tarifnya mencapai Rp 21.800.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah masyarakat justru menilai tarif tersebut kemahalan. Meski begitu, sebelumnya Kemenhub menyatakan akan memberikan diskon untuk tarif LRT Jabodebek saat mulai beroperasi. Berapa besarannya?
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menjelaskan pihaknya telah mengusulkan adanya tarif diskon di masa awal operasi LRT Jabodebek. Tarif diskon ini terbagi dua tahap. Pertama untuk awal pengoperasian 30 Agustus 2023 sampai 30 September 2023 atau kurang lebih satu bulan untuk semua lintas pelayanan akan mendapatkan diskon sebesar Rp 5.000.
"Berapa tahun Indonesia merdeka? 78 tahun, 78% promosinya. Jadi Rp 5.000 sebenarnya kami menghitungkan 78%. Kalau dibuat rata-rata Rp 5.000," beber Risal dalam sebuah diskusi di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2023).
Tahap kedua, usulan promo berupa batas pengenaan tarif sebesar Rp 20.000 untuk semua lintas pelayanan dari 1 sampai 31 Oktober 2023. Meski demikian, ia menegaskan, tarif promo ini baru sebatas usulan.
"Jangan lupa ini baru rencana, belum ada keputusannya," tegas Risal.
Masyarakat keluhkan tarif LRT Jabodebek kemahalan. Cek halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Beres-beres 'Borok' BUMN Karya
[Gambas:Video 20detik]
Masyarakat Ngeluh Kemahalan
Tarif yang ditetapkan Kemenhub nyatanya masih dikeluhkan terlalu mahal oleh masyarakat. Rara, salah satu warga Cibubur yang bekerja di sekitar Jalan Merdeka Barat mengatakan tarif LRT Jabodebek dirasa masih cukup mahal. Apalagi bila diandalkan untuk pulang pergi dari tempat tinggalnya.
Menurutnya, kekurangan LRT Jabodebek hanya berhenti di Dukuh Atas, dari sana harus menyambung transportasi lain menuju tempat tujuannya. Dalam keadaan buru-buru, mau tidak mau ojek online yang cukup mahal tarifnya jadi solusinya.
Di sisi lain, dari Cibubur menurutnya sudah ada transportasi bus Royaltrans yang titik hentinya lebih dekat ke area perkantoran. Harganya pun tak jauh berbeda, di kisaran Rp 20 ribuan juga dari Cibubur, perlu diketahui LRT Jabodebek tarifnya Rp 21.800 dari Stasiun Harjamukti Cibubur.
"Tarifnya terbilang masih cukup mahal buat yang kalau setiap hari harus pergi pulang Cibubur-Jakarta. Karena kalau dibanding naik Royaltrans bisa lebih murah dengan tarif Rp 20 ribu. Apalagi Royaltrans bisa turun langsung dekat titik perkantoran tanpa harus sambung ojek lagi," kata Rara saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/8/2023).
Tak jauh berbeda, warga Cibubur lainnya, Akbar juga mengatakan LRT Jabodebek belum bisa jadi transportasi andalan karena ongkosnya yang cukup mahal. Akbar menilai, bila dilihat fasilitasnya, khususnya kecepatan waktu tempuh yang ditawarkan, tarif LRT memang sudah pas. Namun untuk diandalkan setiap hari nampaknya belum tepat.
"Memang worthy sih. Mangkas waktu emang jadi pertimbangan. Tetapi pengeluaran rutin juga nggak kalah harus dipikirin juga sih," sebut Akbar ketika dihubungi detikcom.
Bila naik mobil pribadi pun menurutnya ongkos tol dan waktunya tak akan jauh berbeda dengan LRT. Hanya saja memang lebih sering naik mobil pribadi waktunya habis untuk bermacet-macetan.
Vadhia salah satu warga Bekasi yang juga bekerja di Jakarta menyatakan hal yang tidak jauh berbeda. Ongkos LRT Jabodebek nyatanya masih terlalu mahal.
Dia juga menyoroti masalah akses dari dan menuju Stasiun LRT Jabodebek yang memakan ongkos besar untuk naik ojek online. Sejauh ini, Vadhia memilih menyewa kos di Jakarta untuk mengurangi ongkos pulang pergi.
Bila mau mengandalkan naik LRT, Vadhia mengatakan minimal sehari Rp 50 ribu untuk ongkos pulang pergi. Itu baru untuk LRT saja belum urusan ojeknya untuk menyambung perjalanan.
"Kalau buat saya kalau untuk sesekali aja, kalau males naik motor, masih oke sih tarif segitu. Kalau jaraknya dari rumah lebih dekat ke stasiun LRT dibandingkan ke stasiun KRL juga. Tapi kalau daily keberatan sih, pulang pergi Rp 50 ribu lumayan, belum ojeknya," ungkap Vadhia kepada detikcom.