Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara Agung Wicaksono mengungkap proyek yang bakal digarap Sugianto Kusuma alias Aguan dan pihak swasta lain. Menurutnya, Aguan lewat Agung Sedayu Group bakal menggarap sejumlah proyek, salah satunya sektor hiburan atau mainly play.
Proyek itu mencakup pembangunan hotel, mall, tempat hiburan, dan sebagian ruang terbuka hijau. Diperkirakan nilai investasi tersebut mencapai Rp 20 triliun.
"Kalau yang dari swasta itu ada Rp 20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau," katanya saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, dikutip Senin (4/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agung Sedayu bukan di hunian KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha) dia di sektor play tadi, yang investasi murni, mix use development. Yang bikin mal, hotel, itu Agung Sedayu. Rumah sakit ada Hermina, ada juga hotel, beberapa brand hotel minggu depan akan diumumkan," bebernya.
Selain itu, 10 perusahaan disebut bakal membangun proyek tower rumah susun atau rusun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Perusahaan itu berasal dari Indonesia, konsorsium perusahaan China dan Indonesia, hingga dari Korea Selatan.
Agung mengatakan ada 200 tower yang bakal digarap oleh perusahaan tersebut. Agung menjelaskan saat ini tengah dilakukan feasibility study atau studi kelayakan.
"Yang 47 itu dari APBN (oleh Kementerian PUPR). Kalau yang swasta ini estimasi kita ada 200 tower, yang menyampaikan minat dan sekarang sedang diproses studi kelayakan," katanya di sela acara ASEAN Investment Summit 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, dikutip Senin (4/9/2023).
Agung membocorkan beberapa perusahaan tersebut. Terdapat nama Summarecon, PT Intiland Development Tbk, hingga Ciputra Group.
"Dari 10 itu ada Summarecon, ada yang namanya PT Nindya Karya (Persero), yang ada BUMN-nya. Ada WIKA Gedung. Kemudian swasta lagi ada Intiland, terus ada Triniti Land dan Ciputra," bebernya.
Pada kesempatan itu, ia menjelaskan pembangunan IKN banyak menggunakan skema KPBU yang jumlahnya 52%. Sementara sisanya berasal dari APBN dan investasi swasta murni.
"Kalau tidak salah IKN itu US$ 32 miliar, atau Rp 500 triliun. Itu kan 20%-nya APBN negara. Banyak untuk yang (proyek) work tadi. Tapi kemudian 52% itu adalah KPBU, dan banyak di (proyek) live. Nah kemudian yang (proyek) play itu adalah swasta, murni investasinya. Jadi ada 3, APBN, KPBU dan swasta," bebernya.
Sementara itu sejumlah negara ASEAN disebut bakal investasi juga di IKN, misalnya Malaysia yang bakal menggarap 20 tower rusun. Lalu ada juga dari Singapura yang tertarik investasi di sektor energi terbarukan.
"Dari Singapura itu mereka paling minat renewable energy, kemudian pengolahan waste," pungkasnya.
(ily/ara)