Theresia merupakan salah satu warga Kecamatan Makasar yang berkesempatan untuk menjajal kereta tersebut secara gratis pada hari ini. Pengalaman pertamanya ini pun tak mengecewakan, ia merasa sangat senang. Senyum semringah penuh menghiasi wajahnya yang baru pertama kali menjajal kereta cepat.
"Wah rasanya enak. Nggak terasa lagi, nyaman pokoknya," katanya, saat ditemui di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jumat (15/9/2023).
Ia pun sempat keheranan, dengan kecepatan mencapai 350 km/jam, perjalanannya terbilang sangat mulus. Tak terasa, tahu-tahu ia sudah sampai di Tegalluar. Theresia pun tak menolak jika sewaktu-waktu ia bisa kembali menjajal KCJB ini.
"Mau banget, mudah-mudahan kalau bisa naik lagi. Harapannya nanti tarifnya jangan mahal-mahal ya," ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Ida, warga yang juga berkesempatan menjajal kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu. Ia pun merasa sangat senang mendapat kesempatan tersebut, bagai menaiki mobil bagus dengan kecepatan super tinggi di jalan tol.
"Baru kali ini naik kereta. Kayak naik mobil lewat jalan tol ngebut, tapi mobilnya yang bagus. Mulus!," ujarnya.
Ida merupakan warga yang terdampak dari pembangunan jalu KCJB. Rumahnya berada persis di samping Stasiun Kereta Cepat Halim. Atas kondisi ini, ia sempat terganggu dengan proses pembangunannya.
"Saya terganggu, pas malam gedor-gedor. Paku bumi. Suara," ujarnya.
"Kalau pas tahu mau dibangun cuman ketar-ketir kalau saya karena posisi rumah samping stasiun persis. Takutnya kena gusur. Kalau udah kejadian ini ya sudah," sambungnya.
Walau demikian, sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik. Ia juga berharap, KCIC akan menyediakan tiket yang terjangkau bagi masyarakat sehingga warga lainnya juga bisa berkesempatan untuk menjajal kereta cepat ini.
"Harapannya jangan mahal-mahal. Kalau Rp 250 ribu itu kan udah pebisnis kali ya, kalau ibu rumah tangga kan juga pada pengin tuh. Bisa lah kalau Rp 200 ribuan," pungkasnya.
(eds/eds)