Nasib Evergrande di Ujung Tanduk, Gegara Anak Usaha Bisa Jadi Bangkrut

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 26 Sep 2023 09:05 WIB
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Rencana Evergrande untuk merestrukturisasi utangnya yang besar terkendala karena adanya penyelidikan terhadap anak usaha utamanya, Hengda Real Estate Group Co Ltd. Hal itu membuat mereka tidak bisa menerbitkan surat utang baru.

Dilansir dari CNN, Selasa (26/9/2023), Hengda mengatakan pihaknya sedang diselidiki oleh regulator sekuritas karena dugaan pelanggaran persyaratan untuk mengungkapkan informasi kepada investor.

Jika restrukturisasi gagal dan Evergrande tidak dapat mencapai kesepakatan baru dengan krediturnya, Evergrande dapat menghadapi likuidasi di mana asetnya akan dijual dan menghentikan semua operasinya.

Seperti diketahui, Evergrande sebelumnya merupakan perusahaan real estat terbesar kedua di China yang mengalami gagal bayar dengan total kewajiban sebesar US$ 328 miliar per Juni 2023. Hal itu memicu krisis di sektor properti yang terus membebani perekonomian.

Sejak gagal bayar, Evergrande telah mencoba menerapkan restrukturisasi utang yang diawasi pemerintah China. Para pejabat dan investor berharap bahwa restrukturisasi tersebut akan membantu memulihkan kepercayaan terhadap industri real estat China yang pernah menyumbang sepertiga PDB.

Menurut rencana, Evergrande menawarkan dua opsi utama bagi kreditur internasionalnya di luar negeri yakni menukar obligasi mereka dengan surat utang baru dalam jangka waktu antara 10 dan 12 tahun, atau mengkonversinya menjadi kombinasi berbeda dari instrumen terkait ekuitas dan surat utang baru dengan jangka waktu lebih pendek.

Opsi-opsi ini sekarang tampaknya tidak mungkin dilakukan karena perusahaan tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan terhadap Hengda oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC), regulator keuangan.

"Hengda akan secara aktif bekerja sama dalam penyelidikan dan secara ketat memenuhi kewajiban pengungkapan informasi," tuturnya.



Simak Video "Video: Legislator Sebut RI Bisa Rugi Triliunan Jika Salah Tata Kelola Karbon"

(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork