Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa sejumlah investor asing sudah menaruh perhatian terhadap pembangunan light rail transit (LRT) di Bali. Ia mengatakan bahwa proyek itu sudah bisa melakukan groundbreaking tahun depan.
Luhut awalnya menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan agar pihaknya dan Kementerian Perhubungan mengadakan rapat teknis untuk melakukan studi LRT di Bali.
"Walaupun studinya sudah ada juga, tapi dengan mempertajam studi itu, karena kalau itu tidak lakukan maka 2026 itu kita akan bisa stuck tiga jam di airport," ungkapnya dalam agenda peluncuran buku dan perayaan ulang tahunnya ke-76 di Samisara Grand Ballroom, Sopo Del Tower Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Ia pun menjelaskan bahwa LRT akan melintang dari Seminyak sampai Canggu dan bersifat underground atau di bawah tanah. "Sehingga dengan demikian trafik di lapangan terbang bali waktu kita mencapai 24 juta penumpang pada 2025-2026 sudah bisa teratasi," sambungnya.
Luhut pun berharap bahwa proyek strategis nasional di bidang transportasi itu bisa groundbreaking pada 2024. Sebab, ia menjelaskan ada banyak investor asing yang sudah menaruh minat terhadap LRT Bali.
Sejumlah investor itu berasal dari Korea, Jepang, dan China. Namun, ia menjelaskan para investor juga diharapkan membawa satu added value lebih. Yakni transfer teknologi untuk membantu perkembangan pengetahuan Indonesia.
"(Investor) ada, sangat ada. Yang jelas ada Korea, Jepang, China. Yang mana saja asal mau transfer teknologi, cepat, dan murah. Jadi kita tidak (ada) preference (khusus). Yang penting cepat, kredibel, dan mau transfer teknologi. Kita berharap tahun depan bisa groundbreaking," jelas dia.
(kil/kil)