Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa jumlah waduk di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Namun, ia mengatakan sejumlah itu masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan jumlah waduk yang dimiliki Korea Selatan dan China.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terlaksana Jumat sore (29/9/2023), Presiden Jokowi menjelaskan pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Salah satunya adalah pembangunan waduk.
Ia mengatakan bahwa Indonesia saat bakal memiliki sekitar 300 waduk tahun depan. Sebanyak 61 waduk di antaranya bakal rampung tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waduk kita sampai tahun depan baru akan nambah kira-kira 61 waduk. Total waduk kita sekarang sekitar 230-an. Tahun depan kurang lebih kurang lebih 300-an waduk," ucapnya.
Kendati demikian, Presiden mengatakan sejumlah tersebut masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan jumlah waduk yang dimiliki Korea dan China. Tidak sampai 10%. Dari berbagai sumber, saat ini Korea Selatan memiliki sekitar 18.000 waduk. Adapun China, dilansir dari copernicus.org, 98.000 waduk.
"(Jadi) Masih sangat kecil sekali dibanding dengan Korea, China, belum ada 10% kita. Artinya masih perlu kerja keras untuk menyelesaikan infrastruktur yang berkaitan dengan pangan," ucapnya.
Oleh sebab itu, Jokowi mengatakan bahwa siapapun presiden yang terpilih pada 2024 harus memiliki langkah taktis untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Salah satunya adalah dengan menggencarkan proyek infrastruktur penopang. Menurut Jokowi, hal ini diperlukan agar Indonesia kelak tidak terlalu menggantungkan diri dengan berbagai negara dalam persoalan pangan.
"Sepuluh tahun, lima tahun ke depan visi taktis itu harus kita miliki. Bukan visi yang terlalu bagus (tapi) mengawang-ngawang. Namun visi taktis. Rencana kerja detail harus kita miliki," ucap Jokowi.
(kil/kil)