LRT Jabodebek Tanpa Diskon, Begini Caranya Biar Tetap Laris Manis

LRT Jabodebek Tanpa Diskon, Begini Caranya Biar Tetap Laris Manis

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 06 Okt 2023 13:10 WIB
LRT Jabodebek memberlakukan tarif baru dengan minimal Rp 3 ribu dan maksimal Rp 20 ribu. Begini suasana penumpang LRT saat tarif baru berlaku.
Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta -

Sejak LRT Jabodebek diresmikan Presiden Joko Widodo 28 Agustus 2023, peningkatan jumlah penumpang moda transportasi tersebut dinilai sudah meningkat signifikan. Namun ada sejumlah persoalan yang masih melekat. Salah satunya adalah integrasi dengan transportasi lain dan fasilitas yang belum memadai.

Akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa peningkatan penumpang LRT Jabodebek sejauh ini sudah berarti. Khususnya di stasiun yang terkoneksi dengan angkutan umum dan mempunyai aksesibilitas memadai.

Mengutip data dari Divisi LRT Jabodebek PT KAI per 4 Oktober 2023, LRT Jabodebek sudah mengangkut 431 ribu penumpang sejak 26 September 2023 hingga 3 Oktober 2023. Tiga stasiun penumpang tertinggi adalah Stasiun Dukuh Atas (99.080 penumpang), Stasiun Harjamukti (54.512 penumpang) dan Stasiun Bekasi Barat (44.642 penumpang).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketiga stasiun ini sudah konektivitas angkutan umum dan memiliki akses penghubung yang cukup baik. Stasiun-stasiun yang berada di wilayah Jakarta tidak bermasalah dengan konektivitas angkutan umum,"ucapnya Jumat (6/10/2023).

Namun, ia mengatakan pemerintah masih mempunyai segudang tugas untuk memastikan sejumlah stasiun LRT Jabodebek memiliki layanan dan aksesibilitas yang memadai, serta terintegrasi dengan moda transportasi lain.

ADVERTISEMENT

Djoko menjelaskan, bahwa Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan sudah melakukan evaluasi pelayanan feeder LRT Jabodebek.

Adapun hasil evaluasi setiap Stasiun LRT adalah sebagai berikut:

Hasil Evaluasi Setiap Stasiun LRT (Lintas Layanan Pertama)

1. Stasiun Harjamukti

Ia mengatakan akses Tol Jagorawi untuk Bus Transjakarta tidak diperbolehkan untuk menuju stasiun tersebut karena akan melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.

Namun, ia mengatakan saat ini sudah tersedia layanan Bus Trans Pakuan jurusan Terminal Bubulak - Stasiun LRT Harjamukti, Mikrotrans (JAK28, JAK73) dan Transjabodetabek (D11) yang menjadi feeder Stasiun LRT Harjamukti.

"Namun, telah tersedia layanan Bus Trans Pakuan jurusan Angkot Depok 92 sudah ada yang memasuki kawasan stasiun meski informasi ini masih perlu dikonfirmasi. Perlu rerouting angkutan umum oleh Pemkot Depok," terangnya.

2. Stasiun Ciracas

Ia menilai LRT Jabodebek perlu berkoordinasi dengan Adhi Commuter Properti Tbk agar feeder dapat masuk ke kawasan stasiun. Sebab, Djoko melihat jarak antara stasiun ke feeder terdekat saat ini masih cukup jauh yakni sekitar 500 meter.

Kendati penanda (signage) layanan Mikrotrans di stasiun sudah tersedia, ia menjelaskan Mikrotrans belum memasuki kawasan stasiun. Akses masuk ke lokasi stasiun juga harus menggunakan gate dengan sistem tapping untuk pembayaran parkir.

"Termasuk untuk angkutan feeder yang dapat menambah biaya operasional," lanjutnya.

3. Stasiun Kampung Rambutan

Di stasiun ini, Djoko mengatakan pemerintah akan mengatur ulang rute (rerouting) layanan Bus Transjakarta agar berada di depan layby stasiun dan berputar kembali menuju halte. Selain itu, lahan parkir yang berada di depan stasiun akan disterilkan untuk keperluan rerouting Bus Transjakarta.

4. Stasiun Taman Mini

Layanan layanan uji coba Trans Pakuan trayek Baranangsiang - TMII, yang merupakan kolaborasi bisnis TransPakuan - TransJakarta, sudah diusulkan. Untuk sementara, PT Jasamarga Related Business (JMRB) pun sudah mengizinkan angkutan umum untuk masuk ke dalam lobby LRT Stasiun Taman Mini.

"Akan disediakan shuttle bus gratis untuk pengunjung TMII menuju Stasiun LRT Jabodebek," bebernya.

Hasil Evaluasi Setiap Stasiun LRT (Lintas Layanan Kedua)

Sejumlah stasiun yang menjadi evaluasi selanjutnya adalah Stasiun Cawang sampai Stasiun Dukuh Atas atau lintas pelayanan dua. Di lintas pelayanan tersebut, Djoko mengatakan ada total tujuh stasiun yang terintegrasi secara fisik, empat stasiun yang terkoneksi dengan jembatan penyeberangan orang (JPO), dan tiga stasiun yang terkoneksi dengan ramp.

Selain itu, ada pula dua stasiun yang terintegrasi dengan KRL Commuter Line yakni Stasiun Cikoko, Stasiun Cawang, dan Stasiun Dukuh Atas. Djoko mengatakan seluruh stasiun sudah terlayani feeder, namun perlu menyempurnakan integrasi antar angkutan serta antisipasi untuk memudahkan layanan ojek online. Berikut adalah evaluasinya.

5. Stasiun Cawang

Di Cawang, Djoko mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi kemacetan lalu lintas di Jalan Letjen. MT Haryono dengan menetapkan skema lalu lintas. Informasi tambahan kepada penumpang Bus Transjakarta juga perlu disampaikan agar pengguna tidak salah mengakses stasiun. Kedua halte tersebut adalah Halte BNN dan BNN LRT.

"Supaya tidak salah dalam mengakses stasiun, (sekaligus menjadi) mitigasi adanya ojek daring yang menggunakan bahu jalan dan trotoar," terangnya.

6. Stasiun Ciliwung, Stasiun Cikoko dan Stasiun Pancoran

Di tiga stasiun ini, Djoko menjelaskan pemerintah perlu mengantisipasi kemacetan lalu lintas di Jalan Letjend. MT Haryono dengan menetapkan skema lalu lintas. Mitigasi juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi ojek daring yang menggunakan bahu jalan dan trotoar.

7. Stasiun Kuningan, Stasiun Rasuna Said, dan Stasiun Setiabudi.

Djoko mengatakan pemerintah perlu juga perlu mengantisipasi kemacetan lalu lintas di Jl. HR Rasuna Said dengan menetapkan skema lalu lintas. Mitigasi ojek daring yang menggunakan bahu jalan dan trotoar untuk menjemput penumpang juga perlu dilakukan.

8. Stasiun Dukuh Atas. Di stasiun ini, Djoko melihat Dishub DKI perlu menetapkan lokasi bus stop untuk layanan trayek moda transportasi lain. Perhatian mengenai jalur pedestrian yang menghubungkan Halte Dukuh Atas 2 dengan Stasiun juga perlu dilakukan sebab lebar jalan hanya sekitar 50 cm yang berarti cuma muat untuk satu orang.

"Mitigasi keberadaan ojek daring yang menggunakan bahu jalan dan trotoar, dapat berupa ketersediaan titik penjemputan moda daring agar terkonsentrasi pada area tertentu," sambungnya.

Hasil Evaluasi Setiap Stasiun LRT (Lintas Layanan Ketiga)

LRT Jabodetabek lintas layananan 3 terdiri dari enam stasiun. Keenamnya adalah Stasiun Halim, Stasiun Jatibening Baru, Stasiun Cikunir 1, Stasiun Cikunir 2, Stasiun Bekasi Barat dan Stasiun Jatimulya.

Secara umum, Djoko mengatakan ada sejumlah stasiun yang belum terkoneksi dengan layanan feeder seperti Stasiun Cikunir 1 dan Stasiun Cikunir 2. Kemudian, ia mengatakan koordinasi lebih lanjut juga diperlukan untuk menyelesaikan penyediaan fasilitas integrasi angkutan dan feeder, sekaligus mengoptimalkan aksesibilitas jalan, penyediaan parkir, dan jalur pedestrian.

9. Stasiun Halim

Di stasiun ini, Djoko mengatakan akses menuju stasiun dari Jalan Mayjend. DI Panjaitan menuju kawasan Stasiun KCJB Halim sedang dalam tahap penyelesaian. Flyover pun telah terlihat secara fisik dan telah dilakukan pelebaran akses jalan existing. Namun, ia melihat pengaturan lalu lintas perlu dilakukan agar kendaraan tidak berkepentingan tidak memanfaatkan akses Jalan Mayjend. DI Panjaitan (813 meter) untuk masuk tol.

Dari aspek integrasi, ia mengatakan Stasiun Halim sudah terhubung dengan rute Bus Transjakarta 7W (Stasiun Cawang - Stasiun KCJB Halim) per 28 September 2023. Moda transportasi Jabodetabek Residence Connexion (JRC) dan Jabodetabek Airport Connexion (JAC) juga bisa digunakan untuk melewati kawasan stasiun via tol Jakarta-Cikampek (1+850 km).

"Akses sedang dalam proses pembangunan oleh PT KCIC dan Kementerian PUPR. (Tapi evaluasinya) Mitigasi diperlukan supaya ojek daring tidak parkir di bahu jalan akses Jalan Mayjend. DI Panjaitan," ungkapnya.

10. Stasiun Jatibening Baru

Di stasiun ini, Djoko membeberkan bahwa jalan masuk menuju stasiun di sisi Barat sudah terhubung dengan Jalan Curug Raya dan Jalan Kapin. Namun, ia mengatakan kawasan stasiun belum dilalui oleh angkutan umum existing. Jalan Curug juga sudah terlayani oleh angkutan kota G05, tetapi perlu dikembangkan untuk memudahkan lokasi naik dan turun penumpang.

11. Stasiun Cikunir 1 dan Stasiun Cikunir 2

Djoko menjelaskan saat ini belum ada angkutan umum yang lewat di depan stasiun. Alhasil, koordinasi lebih lanjut perlu dilakukan LRT dengan dengan Dinas Perhubungan Bekasi mengenai kesediaan feeder.

Evaluasi selanjutnya, rekayasa lalu lintas juga perlu dilakukan untuk mengurangi kemacetan akibat putar balik di Jalan Caman Raya dekat area Stasiun Cikunir 1. Rerouting angkot sejauh 300 - 400 meter juga perlu dilakukan dari Stasiun Cikunir 2.

"Selain itu terdapat portal dan tapping gate yang dipasang oleh pengembang (PT APP) yang berpotensi mengganggu sirkulasi kendaraan dan pedestrian," imbuhnya.

12. Stasiun Bekasi Barat

Di Stasiun Bekasi Barat, Djoko mengatakan angkutan dan penumpang dari sisi selatan akan berada di kawasan Revo Mall yang menyediakan park and ride dengan parkir flat. Saat ini, sudah disediakan sembilan armada bus Trans Patriot yang mengarah ke halte samping pintu masuk Revo Mall dengan rute Terminal Bekasi - Harapan Indah.

"Berikutnya akan disediakan rute Trans Patriot rute Summarecon - Vida," jelasnya.

13. Stasiun Jatimulya

Di stasiun ini, Djoko mengatakan Dinas Perhubungan Bekasi dan BPTJ sudah melakukan survei untuk kegiatan BTS rute Blu Plaza - Familia Urban. Terdapat sembilan armada bus Trans Patriot yang mengarah ke kawasan stasiun dengan rute Terminal Bekasi - Harapan Indah.

"Dishub Bekasi memastikan dari Jababeka sudah siap untuk lokasi dan pengadaan angkutan feeder," imbuhnya.

Mendorong Minat Warga Menggunakan LRT

Secara umum, ia mengingatkan bahwa buruknya fasilitas angkutan umum di wilayah Jabodetabek akan berpengaruh terhadap mempengaruhi minat warga beralih menggunakan LRT. Alhasil, ia menjelaskan kerjasama dan koordinasi antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri diperlukan.

Menurutnya, pemerintah perlu menyediakan fasilitas angkutan umum dari kawasan menuju feeder untuk membuat warga mudah menggunakan LRT Jabodebek. Pemerintah Daerah pun sebaiknya membantu menyediakan kebutuhan warga untuk mendapat akses dengan mudah menuju stasiun

"Bukan seolah seperti ini adalah kewajiban operator LRT Jabodebek dan pemerintah pusat (BPTJ)," tegasnya. Djoko bahkan menilai setiap kawasan perumahan bahkan sebaiknya mendapat layanan fasilitas angkutan umum.

"Sehingga kurang dari 500 meter, warga dengan mudah mendapatkan angkutan umum," sambungnya.

Sementara dari aspek regulasi, Djoko melihat pemerintah perlu segera merevisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2023 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman agar penyediaan fasilitas angkutan umum menjadi kebutuhan dasar jadi perhatian pemerintah.


Hide Ads