Studi Kelayakan LRT Bali Ditarget Rampung Akhir 2023, Bisa Pakai APBN?

Studi Kelayakan LRT Bali Ditarget Rampung Akhir 2023, Bisa Pakai APBN?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 23 Okt 2023 19:28 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Suharso Monoarfa menghadiri penghargaan SBA Indonesia 2019, di Jakarta.
Suharso Monoarfa/Foto: Istimewa
Jakarta -

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa buka suara mengenai rencana pembangunan LRT di Bali. Suharso mengatakan studi kelayakan atau feasibility study (FS) LRT Bali rampung akhir tahun ini.

"Sedang disiapkan mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai," katanya di Jakarta, Senin (23/10/2023).

Suharso berharap, pemerintah bisa ikut membantu pembiayaan proyek ini. Ada beberapa bagian dari proyek ini yang bisa menggunakan uang negara alias APBN agar harga tiketnya bisa terjangkau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang penting buat kami di Bappenas kami menghitung ada bagian barang publik di sana misalnya right of way kalau bisa dibiayai oleh negara supaya apa, supaya yang lain operasinya opex-nya kemudian investasi kaya signaling dan sebagainya silakan itu dilakukan business base," terangnya.

"Kalau nggak nanti tiketnya nggak affordable," katanya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal rencana pemerintah membangun LRT Bali. LRT Bali akan dibangun underground alias di bawah tanah.

Luhut bilang LRT bakal dibangun dari Bandara Ngurah Rai menuju wilayah Cemagi, Badung. Nantinya, LRT akan dibangun juga melewati kawasan wisata Seminyak.

"Begitu juga kereta LRT Underground dari Lapangan Terbang Bali sampai ke Cemagi, melalui Seminyak," ungkap Luhut dalam sambutannya di gelaran Hub Space 2023 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/9).

Menurut Luhut salah satu alasan pemerintah mengebut LRT Bali adalah untuk mengurai kepadatan wisatawan di Bali. Khususnya, agar mobilitas di Bali tidak dipenuhi kemacetan.

Selain itu pada 2025 penumpang pesawat ke Bali akan mencapai 24 juta orang. Bila tidak ada LRT, mobilitas di Bali akan dipenuhi kemacetan.

"Karena di tahun 2025 yaitu penumpang akan mencapai 24 juta orang yang masuk di Bali dan itu akan membuat perhitungan kita stuck 3 jam kalau itu tidak dibangun-bangun," papar Luhut.

(acd/fdl)

Hide Ads