Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan groundbreaking proyek LRT Bali dimulai 2024. Penyelesaiannya sendiri ditargetkan bisa kelar dalam tiga tahun.
"Mudah-mudahan bisa tahun depan (groundbreaking), kita berharap tahun depan. (Kisaran jadinya) ya mungkin tiga tahunan ya, (2027) iya," kata Suharso di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2023).
Terkait sumber pembiayaan, Suharso mengusulkan agar PT KAI (Persero) menggunakan pinjaman dalam negeri (PDN), kerja sama antarswasta, BUMN, dan BUMD. Sejauh ini belum ada investor asing yang masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proyeksi biaya sedang berproses, angkanya sudah ada cuma saya nggak mau sampaikan dulu sekarang. Kan per km ini berapa, ada yang di bawah tanah, ada yang di tanah, pasti harganya berbeda, mereka belum selesai sampaikan pada kami," jelas Suharso.
LRT Bali ditargetkan membentang sepanjang 20 kilometer (km) dari Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai ke wilayah Cemagi, Badung. Hal ini untuk mendorong masyarakat Bali termasuk wisatawan menggunakan transportasi publik guna mengurangi kemacetan.
"Anda tahu sendiri di Bali kan luar biasa, jadi public transport-nya yang kita dorong. Termasuk untuk menurunkan emisi," ucap Suharso.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Korsel) Hee-Ryong Won. Dalam pertemuan itu, pengembangan perkeretaapian di Indonesia menjadi salah satu pembahasan.
Budi Karya menyampaikan, dalam pertemuan itu pihak Korsel memaparkan perkembangan sejumlah proyek perkeretaapian yang dikerjasamakan. Salah satunya rencana menggarap studi kelayakan atau feasibility study pembangunan LRT Bali.
"Salah satunya terkait rencana Studi Kelayakan atau Feasibility Study yang akan dilakukan untuk proyek pembangunan LRT di Bali," kata Budi Karya dalam keterangannya, Rabu (31/5/2023).
(aid/ara)