PT Hutama Karya (Persero) siap menggarap kontrak baru berupa proyek Bendungan Karangnongko Paket 1. Proyek yang akan membendung Sungai Bengawan Solo dan letaknya berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini diketahui bernilai hingga Rp 730 Miliar.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan penandatanganan kontrak proyek bendungan ini telah dilakukan pada Jumat (22/9). Untuk mengawali pembangunan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun telah melakukan kunjungan kerja serta doa bersama di titik nol lokasi pada Kamis (19/10).
"Kami segera memulai proses pengerjaan dan diharapkan dapat selesai tepat waktu sesuai rencana," ujar Tjahjo dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun target rampung yang dimaksud ialah pada akhir tahun 2026. Ia memaparkan bendungan ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai penampungan air di saat kondisi kemarau.
Dengan mengandalkan panjang sungai Bengawan Solo (long storage), penampung air ini akan berfungsi untuk menyuplai air daerah irigasi seluas 6.900 Ha. Selain itu, proyek ini juga akan berfungsi sebagai penyedia air baku untuk wilayah Kabupaten Bojonegoro, Blora, Tuban, dan Ngawi sekitar 1.15 meter kubik per detik serta berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) 1 megawatt.
Ia menjabarkan proyek yang digarap melalui kerja sama operasi (KSO) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk (KSO Wika-HK-PP) ini secara teknis memiliki luas genangan 1.026,55 Ha. Adapun kapasitas tampung efektifnya sebesar 59,1 Juta m3.
Dalam proyek ini, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan galian tanah, struktur beton pelimpah, hidromekanikal, serta pembuatan jembatan bailey di atas Struktur Pelimpah (jembatan sementara yang digunakan untuk akses jalan pekerjaan timbunan Main Dam).
"Dalam proses percepatannya, proyek ini akan mengimplementasikan BIM (Building Information Modeling) dengan pendekatan kolaboratif berbasis model 3D untuk merencanakan, merancang, membangun dan mengelola konstruksi dengan cara yang lebih efisien serta memberdayakan penyerapan tenaga lokal dari warga sekitar," jelasnya.
Lebih lanjut, Tjahjo mengatakan bendungan ini akan memberikan manfaat lainnya berupa suplai air irigasi yang akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 Ha dengan debit 2,85 meter kubik per detik. Serta DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 Ha dengan debit 7,90 meter kubik per detik.
Bendungan ini juga diproyeksikan dapat menyuplai air di kawasan Solo Valley Werken (jaringan irigasi dan pengendali banjir sejak zaman pemerintah Hindia Belanda yang membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya) seluas 62.000 Ha.
Ia menegaskan Hutama Karya mengedepankan mutu yang baik serta prinsip keamanan dan keselamatan selama proses pengerjaan bendungan hingga selesai.
"Kami berharap proses pembangunan bendungan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai target dan kelak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," pungkasnya.
(ega/ega)