Bandara Ewer Buka Isolasi Wilayah Asmat Papua

Bandara Ewer Buka Isolasi Wilayah Asmat Papua

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Sabtu, 25 Nov 2023 12:35 WIB
Bandara Ewer
Foto: Kemenhub
Jakarta -

Sejak 2016 Presiden Jokowi terus menggeber pembangunan bandara untuk mendukung konektivitas di daerah tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP). Salah satunya yakni Bandara Ewer di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

Kehadiran Bandara Ewer diharapkan mampu menjembatani penerbangan kargo melalui 'jembatan udara'. Selain itu dapat membuka akses ke Kabupaten Asmat, sekaligus melayani kebutuhan transportasi masyarakat setempat.

"Konektivitas dapat mempercepat mobilitas masyarakat dan juga barang serta dapat membuka isolasi wilayah sehingga mempercepat pengiriman logistik," kata Jokowi saat meresmikan Bandara Ewer, 6 Juli 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi berharap hadirnya Bandara Ewer mampu mendorong peningkatan ekonomi daerah, sekaligus mengoptimalkan potensi wisata lokal. "Kita ingin dengan selesainya Bandara Ewer ini, ekonomi di Kabupaten Asmat dan Papua Selatan secara umum akan meningkat," imbuhnya.

Asmat disebut sebagai 'kota seribu papan', terutama karena Kota Agats wilayahnya berdiri di atas tanah gambut yang berlumpur dan rawa, sehingga masyarakat setempat menggunakan papan sebagai sarana jalan. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, dalam beberapa tahun terakhir jalan dan jembatan kayu ini mulai disempurnakan pemerintah daerah menggunakan beton yang lebih kuat.

ADVERTISEMENT

Karena wilayahnya berbatasan dengan Laut Arafuru dan dikelilingi kaki pegunungan Jayawijaya, membuat Kabupaten Asmat hanya bisa dijangkau transportasi air dan udara saja. Jalur tercepat mencapai Asmat dengan menggunakan pesawat, namun penerbangan sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Diketahui Bandara Ewer merupakan Bandara Kelas III yang menempati wilayah seluas 49,83 hektare di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Pembangunan Bandara Ewer menelan anggaran hingga Rp 287 miliar yang bersumber dari pembiayaan APBN.

Bandara Ewer memiliki runway berukuran 1.650 m x 30 m yang mampu didarati pesawat tipe ATR 72-600. Selain itu, bandara ini juga dilengkapi terminal penumpang yang berkapasitas hingga 14 ribu penumpang per tahun. Saat ini, Bandara Ewer melayani 3 rute penerbangan pulang pergi (pp) diantaranya Kamur-Ewer pp, Timika-Ewer pp, dan Merauke-Ewer pp.

Pelayanan transportasi udara di Bandara Ewer telah berjalan secara reguler. Setidaknya setiap minggu terdapat 4 kali penerbangan Timika-Ewer, 3 kali penerbangan ke Timika-Kamur dan 2 kali penerbangan Timika-Merauke.

Menyambut operasionalisasi Bandara Ewer, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi di Kabupaten Asmat menjadi perhatian utama pemerintah. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keterhubungan antar wilayah, serta mewujudkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok Nusantara.

"Bandara Ewer ini cukup memadai dan berkeselamatan untuk pesawat jenis ATR, dengan panjang landas pacu 1.650m dan penumpang relatif hampir setiap hari datang dan pergi dari dan ke Ewer," ujarnya.

Budi menjelaskan Bandara Ewer akan menjadi titik sentral yang sangat strategis untuk melayani penerbangan penumpang maupun barang, dari dan ke bandara yang lebih besar seperti Timika dan Merauke maupun menuju bandara yang lebih kecil di wilayah pedalaman Papua.

"Kami mengapresiasi seluruh pihak atas dukungannya terhadap kelancaran pembangunan dan pelayanan di Bandara Ewer, seperti TNI dan Polri, DPR RI, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten di wilayah Provinsi Papua Selatan," kata Budi.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian dan Lembaga yang terlibat dalam perencanaan program pembangunan bandara ini.




(ncm/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads