Begini Jomplangnya Infrastruktur RI Vs China-Korsel, Jokowi Sendiri yang Bilang

Begini Jomplangnya Infrastruktur RI Vs China-Korsel, Jokowi Sendiri yang Bilang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 05 Des 2023 09:57 WIB
Indonesias President Joko Widodo speaks about the planned new capital Nusantara, at Ecosperity Week in Singapore June 7, 2023. REUTERS/Edgar Su
Presiden Jokowi/MFoto: REUTERS/EDGAR SU
Jakarta -

Sejak dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 silam, Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Jokowi menilai Indonesia memang butuh pembangunan infrastruktur secara besar-besaran.

Namun, pembangunan yang dilakukannya sejak menjabat masih jauh tertinggal dengan negara lain. Di lingkup Asia saja, infrastruktur yang saat ini di Indonesia masih jauh ketinggalan dari China dan Korea Selatan.

Untuk jalan tol misalnya, saat ini jumlah total jalan tol di Indonesia 2.932 kilometer, 2.143 kilometer di antaranya dibangun di zaman Jokowi. Namun, bila dibandingkan dengan jalan tol yang ada di China, Indonesia masih kalah jauh. Jokowi membeberkan China sudah memiliki 190 ribu kilometer jalan tol saat di Indonesia 3 ribu kilometer saja belum sampai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jalan tol tadi Pak Menteri PU sampaikan kita bangun 2.143km. Sebuah lompatan besar untuk kita tapi kalau kita bandingkan dengan jalan tol yang ada di Tiongkok (masih jauh). Kita ini total hampir 3 ribu (kilometer), kurang dikit. Tapi di RRT berapa, ada yang tahu? 190 ribu kilometer," papar Jokowi dalam dalam acara silaturahmi dengan penggiat infrastruktur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).

Kemudian ada juga bendungan di Indonesia yang baru terbangun dan dioperasikan baru 300 bendungan. Kalau dibandingkan dengan Korea Selatan saja sangat jauh, di negeri ginseng ada total 20 ribu bendungan. Bahkan di China, jumlah bendungannya lebih banyak mencapai 98 ribu bendungan.

ADVERTISEMENT

"Bendungan kita ini total hampir 300 bendungan, di Korea itu 20.000 bendungan. Di RRT seingat saya 98, 98 ribu bendungan. Jadi masih jauh, masih perlu kerja keras meskipun ya kita melakukan sebuah lompatan," sebut Jokowi.

Lantas, mengapa Jokowi jorjoran bangun infrastruktur?

Jokowi menilai negara sebesar Indonesia butuh pembangunan infrastruktur secara besar-besaran. Konektivitas antar daerah perlu disambung dengan berbagai infrastruktur, mulai dari jalan, bandara, hingga pelabuhan.

Setidaknya, ada tiga alasan utama infrastruktur harus dibangun. Pertama adalah untuk membuat efisiensi biaya logistik dalam rangka kompetisi dan bersaing dengan negara lain. Dia menekankan efisiensi biaya logistik sangat penting karena akan mempengaruhi daya saing investasi.

"Ndak akan mungkin investor datang kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau nggak bisa karena nggak ada airport, mau ke pulau apa nggak bisa karena nggak ada seaport dan jalan," beber Jokowi.

Kedua, pembangunan infrastruktur yang merata dinilai Jokowi dapat membentuk titik pertumbuhan ekonomi baru. Terakhir, pembangunan infrastruktur dapat mendukung konektivitas sosial dan budaya. Menurutnya, infrastruktur dapat mempersatukan rakyat.

"Kalau ada airport orang Aceh bisa terbang ke Papua, terbang ke Jawa, ke Kalimantan, dan Sulawesi. Fungsinya mempersatukan," kata Jokowi.

Hasil dari pembangunan infrastruktur secara besar-besaran pun sudah mulai terlihat. Jokowi membeberkan dalam pemeringkatan Global Competitiveness Index, Indonesia berhasil naik peringkat setelah pembangunan infrastruktur besar-besaran digalakkan.

"Paling penting saya melihat dalam hal indeks infrastruktur kita ini memang saat itu di 2014 saya lihat kita tertinggal. Dalam Global Competitiveness Index bidang infrastruktur kita di peringkat 54 saat itu, saat ini sudah di 51. Artinya meningkat meski belum melompat," sebut Jokowi.

Lihat juga Video 'Soal Penyebaran Pneumonia, Menparekraf: Indonesia Masih Terkendali':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads