Beredar di media sosial soal biaya hidup di Ibu Kota Negara (IKN) lebih mahal daripada Jakarta. Berdasarkan unggahan tersebut, dikatakan biaya kontrakan di IKN bisa tembus Rp 5 juta per bulan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad membenarkan biaya hidup di pulau tersebut tinggi, terutama untuk sektor pangan.
Tauhid menilai hal ini disebabkan karena pulau tersebut tidak memproduksi bahan baku pangan, melainkan mendatangkan langsung dari Pulau Jawa maupun Pulau Sulawesi. Alhasil, ada tambahan biaya logistik menuju ke pulau tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul (biaya hidup yang serba mahal). Pertama, pangan ya sebagian bahan baku pangan di Kalimantan itu didatangkan dari Jawa atau Sulawesi. Sehingga karena biaya logistiknya mahal otomatis harga komoditas itu mahal," kata Tauhid kepada detikcom, Rabu (27/12/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan Pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Timur termasuk dalam daerah penghasil migas dan perkebunan. Dengan demikian, banyak warga sana yang menjadi pengusaha sehingga penghasilannya pun jauh lebih besar daripada upah minimum provinsi (UMP).
"Di sana daerah orang kaya karena banyak owner kebun dan tambang jadi otomatis mahal. Jadi, misalnya di Jakarta gaji Rp 5 juta, di sana nggak ada artinya karena living cost-nya mahal. Masyarakat punya hasil kebun, hasil tambang, hasil migas itu mudah dapat uang," jelasnya.
Lain halnya dengan Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah. Dia menilai biaya hidup di Jakarta masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan Kalimantan.
Dia pun membenarkan ada beberapa kota di Kalimantan yang biaya komoditas tertentu cukup mahal. Namun, dibandingkan dengan Jakarta, biayanya lebih mahal di Jakarta.
"Saya tidak meyakini kalau ada kabupaten di luar Jawa yang lebih mahal daripada Jakarta. Satu hal lagi. Mahal di satu bidang atau satu produk, bukan berarti biaya hidup secara keseluruhan lebih mahal," kata Piter kepada detikcom.
IKN sendiri terletak di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2022 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistika (BPS), Kabupaten Penajam Paser Utara masih menjadi kabupaten dengan biaya hidup terendah, yakni sebesar Rp 5,84 juta per bulan.
Adapun salah satu kabupaten di Kalimantan Timur, Kabupaten Berau menjadi kabupaten dengan biaya hidup tertinggi, yakni sebesar Rp 8,03 juta per bulan. Sementara itu, kota Balikpapan menjadi kota dengan nilai konsumsi tertinggi di Pulau Kalimantan sebesar Rp 9,86 juta per bulan.
Berdasarkan paparan data BPS, terjadi peningkatan pola konsumsi di sejumlah kelompok komoditas. Di antaranya, makanan, minuman, dan tembakau; transportasi; pendidikan; dan penyediaan makanan dan minuman/restoran.
(kil/kil)