Cak Imin Mau Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Duitnya dari Mana?

Cak Imin Mau Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Duitnya dari Mana?

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 29 Des 2023 06:30 WIB
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bicara soal visi misi AMIN. Salah satunya adalah bakal memberantas mafia hingga menyiapkan bansos plus.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin)/Foto: KPU
Jakarta -

Calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bakal membangun 40 kota baru selevel Jakarta jika menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini disampaikannya dalam debat kedua Cawapres Pemilu 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12) lalu.

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini menilai Jakarta mempunyai kemampuan menampung jumlah penduduk sekaligus memberikan sarana dan prasarana yang memadai. Lantas apabila misi tersebut terwujud, dari mana anggarannya?

Juru Bicara Tim Pemenangan Anies-Cak Imin (Timnas AMIN) Surya Tjandra mengatakan sebagai langkah awal Cak Imin akan membangun 14 kota menengah yang sesuai rekomendasi dari Bank Dunia. Kota-kota potensial ini cukup dibangun dengan anggaran pemerintah pusat dan swasta, misalnya Pontianak yang mendapat anggaran dari pusat lebih dari Rp 1 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila kota tersebut mendapatkan alokasi anggaran Rp 3 triliun ditambah dengan dana dari swasta, Surya optimistis Pontianak dapat berkembang menjadi lebih besar.

"Cak Imin mencontohkan, Pontianak yang mendapat anggaran dari pusat Rp 1 triliun lebih, kalau kita beri Rp 3 triliun yang dikombinasi dengan dana swasta, dia bisa berkembang menjadi besar," kata Surya kepada detikcom, Kamis (28/12/2023).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, dia memperkirakan sekitar Rp 170-220 triliun membangun 14 kota tersebut dalam lima tahun ke depan. Dia mengatakan investor swasta akan masuk dalam pembangun tersebut karena kota-kota dalam daftarnya sudah mempunyai potensi masing-masing.

"Untuk 14 kota Bank Dunia di tahun estimasi Rp 170 triliun, dengan inflasi mungkin sekarang sekitar Rp 220 triliun yang bisa segera dilaksanakan dalam lima tahun," jelasnya.

Untuk menggaet investasi swasta, program ini akan menonjolkan keunggulan dan ciri khas masing-masing kota. Dia bilang, kalau di kampung ada istilah kampung tematik. Hal yang sama juga bisa dibuat di perkotaan.

"Dalam skala mikro ini bisa diperiksa sudah dilakukan di Kampung Aquarium, Kampung Bayam dan Bukit Duri di Jakarta oleh Anies saat menjabat jadi Gubernur. Banyak pelajaran bisa diambil ketika nanti ingin melakukan di tingkat nasional," imbuhnya.

Dia menjelaskan salah satu yang akan dibangun nanti, yakni dari segi infrastruktur fisiknya, seperti pembangunan jalan hingga sistem transportasi. Tak hanya itu, pihaknya juga ingin melibatkan rakyat dalam proses pembangunannya.

Daftar kota di halaman berikutnya.

Butuh Biaya Besar

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai program tersebut membutuhkan dana yang besar untuk satu kota dapat setara dengan Jakarta. Pasalnya, Jakarta sekarang menjadi ibu kota sekaligus menjadi pusat keuangan nasional.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jakarta saja sebesar Rp 80 triliun per tahun. Belum lagi perputaran uang nasional di Jakarta.

"Jakarta sendiri itu APBD-nnya 80 triliun. Kemudian dari nasional aja, perputaran uang nasionalnya aja 17% dan itu ada di Jakarta. Jadi kalau hanya satu kota, itu ya butuh dana yang sangat besar," kata Tauhid kepada detikcom, Kamis (28/12/2023).

Menurutnya, kota-kota lain tidak mempunyai keistimewaan seperti Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan, sehingga APBD tiap kota/daerah tidak akan cukup membangun selevel Jakarta.

Adapun alternatif lain dengan menarik investasi dari swasta. Namun, Tauhid menyebut swasta tidak akan tertarik atau tidak berani menggeber investasi apabila tidak ada daya tarik dari kota tersebut. Misalnya, daya tarik kota tersebut dapat sebagai pusat keuangan, pusat pendidikan, pusat industri, atau pusat logistik nasional.

Dia menegaskan tidak bisa hanya mengandalkan kepadatan penduduk untuk menarik investasi swasta. Dia bilang perlu dibarengi dengan keistimewaan sehingga investor dapat berbondong-bondong investasi.

"Kalau satu kota tidak ada daya trik tersebut maka swasta nggak berani jor-joran investasi di infrastruktur yang dibangun misalnya gedung bertingkat hotel, restoran, kemudian pusat gedung pemerintahan. Jadi, kita harap daya tariknya apa di kota lain di selain Jakarta," jelasnya.

Senada dengan Tauhid, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai membangun 40 kota membutuhkan usaha yang luar biasa. Dia mencontohkan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

IKN mengeluarkan anggaran yang cukup banyak dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Belum lagi harus menarik dan meyakinkan investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Yang jelas membangun 1 IKN saja membutuhkan effort yg luar biasa. Dari APBN keluar anggaran yang banyak. Menarik investor juga perlu investor yang besar baik dalam dan luar negeri. Kan perlu meyakinkan banyak hal agar investor itu yakin berinvestasi di sana. Apalagi membuat 40 kota metropolitan," kata Faisal.

Daftar Kota yang Akan Dibangun

14 Kota Menengah yang Jadi Langkah Awal:

1. Batam
2. Bangka
3. Bogor
4. Pontianak
5. Semarang
6. Surakarta
7. Gresik
8. Surabaya
9. Sidoarjo
10. Banjarmasin
11. Balikpapan
12. Makassar
13. Denpasar
14. Lombok Barat

40 Kota Jadi Fokus Pembangunan:

1. Banda Aceh
2. Medan Metropolitan
3. Padang
4. Batam
5. Pekanbaru
6. Jambi
7. Palembang
8. Pangkal Pinang
9. Bengkulu
10. Bandar Lampung
11. Serang
12. Metropolitan Jakarta
13. Metropolitan Bandung Raya
14. Cirebon
15. Metropolitan Semarang
16. Cilacap
17. Malang
18. Metropolitan Surabaya
19. Metropolitan Denpasar
20. Yogyakarta
21. Surakarta
22. Metropolitan Balikpapan
23. Tarakan
24. Palangkaraya
25. Banjarmasin
26. Pontianak
27. Ternate-Sofifi
28. Ambon
29. Mataram
30. Kupang
31. Jayapura
32. Timika
33. Palu
34. Metropolitan Makassar
35. Mamuju
36. Kendari
37. Gorontalo
38. Manado-Bitung
39. Sorong
40. Merauke


Hide Ads