Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung Proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) Pantura dalam Debat Cawapres keempat pada Minggu kemarin. Proyek ini disebut-sebut tidak bisa mengatasi masalah.
Direktur Eksekutif Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja menilai, dibandingkan dengan membangun GSW, permasalahan mendesak yang perlu segera dicari solusinya oleh pemerintah adalah mengurangi dan memperlambat laju penurunan tanah.
"Caranya seperti data, monitoring, penindakan, relokasi jika perlu. Upaya konservasi pada Pantura serta perbaikan tepi pantai itu ada banyak cara, dan tidak melulu bikin tembok. Belum tentu solusinya cocok juga," kata Elisa kepada detikcom, Senin (22/1/2024).
Biaya Pembangunan Mahal
Sementara itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai, pembangunan proyek GSW ini perlu dikaji ulang, terutama menyangkut biaya pembangunan hingga perawatan yang relatif mahal.
"Pembangunan Giant Sea Wall harus dikaji ulang terkait pendanaannya yang relatif mahal biaya pembangunan dan pemeliharaan/perawatannya, serta seberapa besar efektivitas ke depannya, misalnya dalam mengantisipasi ancaman Jakarta tenggelam," katanya dihubungi terpisah.
Selain biayanya yang mahal, menurutnya dampak pembangunan GSW terhadap lingkungan juga perlu mendapat perhatian. Alih-alih membangun tanggul, menurutnya masih ada sejumlah opsi lainnya yang bisa menjadi pertimbangan.
"Mengapa tidak memilih/memadukan dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan seperti restorasi kawasan pesisir Pantura Jakarta dan reforestasi mangrove sebagai benteng alami meredam banjir rob, tsunami, dan ancaman tenggelam yang berbiaya lebih murah dan mudah dalam jangka panjang," jelasnya.
Cak Imin sebut GSW tak bisa atasi masalah. Cek halaman berikutnya.
(shc/ara)