Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, pihaknya terus mendorong agar Inpres tersebut bisa terealisasi pada tahun ini. Adapun pada saat ini, Inpres tersebut sedang diproses di Kementerian Sekretariat Negara.
"Ini sudah, presiden tinggal menandatangani, kita siapkan pelaksanaannya di 2024," kata Diana ditemui di ARTOTEL Suites Mangkuluhur, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).
"Insyaallah (siap eksekusi di 2024). Saya harus mengecek temen-temen Setneg. Nanti kita siapkan, bulan ini, paling Februari (meluncur) lah insyaallah," sambungnya.
Diana mengatakan, Inpres ini sangat penting dalam mendorong percepatan pembangunan akses air minum bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional, akses air minum layak di Indonesia mencapai 91,8%.
Lalu berdasarkan Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga 2020, akses air minum aman baru di angka 11,8%. Laju pertumbuhan akses perpipaan tidak sampai 1% tahun 2017-2022, begitu pula dengan pertumbuhan akses air minum layak hanya 1% per tahun.
Sementara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024, target pemasangan air minum di perumahan adalah 10 juta sambungan rumah. Namun, hingga 2023, baru tersambung sebanyak 6,8 juta rumah. Oleh karena ini keberadaan Inpres ini sangat penting dalam membantu menyelesaikan PR besar Indonesia ini.
"Saya memang harus mendorong untuk percepatan air minum ini. Karena kan kita sudah membangun (infrastruktur sumber daya air), tetapi daerah kan yang seharusnya menyediakan SR-nya. Nah SR ini ternyata masih banyak yang belum disiapkan.
Diana optimistis eksekusi dari Inpres ini bisa dilangsungkan pada tahun ini. Namun demikian, ia enggan merincikan besaran anggaran yang akan digelontorkan untuk eksekusi tersebut. Ia memastikan, pembangunan akan dilakukan secara bertahap sehingga anggaran awalnya tidak akan sampai Rp 16 triliun seperti yang sempat disinggung sebelumnya.
"Jadi, saya mendorong Bappenas dan alhamdulillah kita sudah, Inpresnya ini sudah mau ditandatangani. Nanti kita harus lakukan di 2024 ini untuk mempercepat pelayanan air minum dan sanitasi," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Inpres Air Minum ini selaras dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dalam memasang 10 juta sambungan atau pipa akses air minum dan air bersih ke rumah-rumah.
"Inpres ini kebutuhan totalnya Rp 16,6 triliun, untuk yang sudah IPA (instalasi pengolahan air), jadi sudah tidak bangun IPA, tapi untuk yang nyambung ke rumah," kata Basuki dalam Malam Penganugerahan Konstruksi Indonesia 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2023).
"Kita waktu itu mengusulkan itu Rp 16,6 triliun. Tapi yang prioritas untuk bisa ditangani itu Rp 2,3 triliun," imbuhnya.
Dari total target 10 juta saluran, Basuki menyebut kini yang sudah siap dipasang ada sebanyak 6,8 juta sambungan rumah. Program ini akan dilakukan di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan sekitar 389 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). (hal/ara)