PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) bakal menerapkan strategi dynamic pricing. Dengan strategi ini harga tiket Whoosh akan murah pada jam-jam tertentu dan sebaliknya akan mahal pada jam tertentu terutama pada hari libur.
"Ya, bisa, dilihat saja, dicek. Kalau jam-jam lower itu, ya, wajar, kan, ada yang okupansi (di bawah) 50%, makanya kita akan terapkan namanya dynamic pricing," ucap Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, di Ruang Rapat Pansus B, Gedung DPR RI, Jakarta Pusat Kamis (25/1/2024).
Edo sapaan karibnya, kemudian menjelaskan bahwa pola sepi dan ramai sudah bisa terlihat di jam tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Stasiun Halim, puncak kunjungan atau peak hours adalah saat hari-hari biasa atau weekdays mulai dari pagi sampai pukul 15.00. Sementara untuk jam sepi atau non-peak hours, terjadi saat malam hari kecuali akhir pekan.
"Kebalikannya di Stasiun Tegalluar, paginya sampai 12.00 itu lower (sepi), pukul 12.00 malam itu yang peak," tuturnya.
Alhasil untuk menyiasati hal tersebut, Edo mengatakan bahwa pihaknya sedang menggodok kebijakan dynamic pricing atau harga fleksibel. Kebijakan ini akan membuat harga tiket whoosh mahal di jam-jam ramai, dan murah di jam-jam sepi.
Menurutnya, kebijakan ini sudah diterapkan di berbagai sektor seperti perkeretaapian, hotel, sampai penerbangan.
"(Makanya) kami sedang menggodok namanya dynamic pricing. Di lower hours (jam sepi) kita akan berikan lower tarif (tarif rendah) juga," jelasnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh disebut-sebut sepi penumpang dan viral di media sosial. Whoosh yang sepi penumpang menjadi perbincangan hangat di X, yang dulu bernama Twitter.
Salah satu warganet menunjukkan kursi-kursi kosong Whoosh yang sedang berjalan, bukan menunggu penumpang. Warganet menyebut ada kaitan gerbong yang sepi itu dengan kenaikan ongkos Whoosh dari Rp 150 ribu menjadi 200 ribu. Kenaikan harga tiket berlaku sejak 1 Desember 2023.
Menanggapi hal tersebut, General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa, menyebut jumlah penumpang saat tengah pekan memang berbeda dari akhir pekan. Jumlah penumpang pada akhir pekan biasanya lebih banyak ketimbang saat weekdays. Tetapi, secara umum rata-rata okupansi 50 persen.
"Untuk hari biasa rata-rata volume penumpang mencapai 60 persen hingga 70 persen. Sementara itu, untuk akhir pekan, tingkat okupansi di beberapa KA dengan jadwal keberangkatan favorit dapat mencapai 80 persen bahkan lebih khususnya pada momen tertentu seperti saat libur bersama," kata Eva dalam keterangannya di DetikTravel, Sabtu (20/1/2024).
Simak juga Video 'Dua Bulan Beroperasi, Jumlah Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 1 Juta':