Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengutarakan pandangannya soal rencana pembangunan giant sea wall di sepanjang pantai utara Pulau Jawa (Pantura). Menurutnya, pembangunan tanggul laut raksasa adalah pilihan terakhir.
"Itu the last resort untuk membangun giant sea wall. Jadi pilihan terakhir," ucap Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2024)
Basuki menyebut, proyek tanggul laut raksasa itu tidak akan dibangun dalam waktu dekat. Menurutnya, giant sea wall merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi naiknya permukaan air laut.
"Yang di Pantura Jawa tidak (dibangun) dalam waktu dekat," tegas Basuki.
Basuki menjelaskan, pihaknya masih terus mendorong pemulihan lingkungan untuk mencegah abrasi dan penurunan muka tanah. Ada sejumlah upaya yang sudah dilakukan PUPR, pertama program sanitasi. Berdasarkan catatan Basuki, terdapat enam program sanitasi, namun yang baru berjalan dua proyek.
Upaya kedua, adalah penyediaan air bersih dan Sistem penyediaan air minum (SPAM). Ia mengatakan hal ini akan terus digenjot agar konsumsi air tanah oleh masyarakat berkurang. Sebab, jika konsumsi air tanah berkurang, maka penurunan muka tanah juga bisa teratasi.
"Itu pun bersamaan dengan penyediaan air bersih Jatiluhur ditambah dengan dua SPAM dari Karian (Serpong) untuk Jakarta Barat dan Utara. Kalau itu selesai pada tahun 2030 kita bisa setop pemanfaatan air tanah sebagai penyebab turunnya tanah," jelasnya.
Jika seluruh upaya itu tidak mempan, Basuki mengatakan baru pembangunan giant sea wall bisa dilakukan. "Kalau nanti masih ada ancaman rob baru tanggul laut," ujar Basuki.
Gagasan giant sea wall dan IKN di halaman berikutnya.
(ara/ara)