Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara terkait Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepi penumpang karena kebijakan tarif dynamic pricing. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menepis kabar tersebut.
Mulanya, Kereta Cepat yang sepi penumpang menjadi perbincangan hangat di X. Salah satu warganet menunjukkan kursi-kursi kosong kereta yang sedang berjalan, bukan menunggu penumpang.
Warganet menyebut ada kaitan gerbong yang sepi itu dengan kenaikan ongkos Whoosh, dari Rp 150 ribu menjadi 200 ribu. Kenaikan harga tiket itu berlaku sejak 1 Desember 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arya mengatakan aturan soal dynamic pricing memang telah direncanakan dari awal. Dia pun mencontohkan dengan tarif tiket pesawat yang dinamis.
"Oh enggak. Itu dari awal sudah begitu. Kita lihat ini, kalau puncaknya tinggi, peminatnya tinggi, kalau jam sepi, ya peminatnya kurang. Kereta cepat luar negeri lawannya pesawat? Pesawat naik turun kan harganya? Naik turun dinamis. Musim nggak peak-nya ya turun," kata Arya saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (30/1/2024).
Dia menekankan yang terpenting masih terdapat aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah tiket. Dia juga menegaskan sepinya penumpang kereta cepat tidak bisa dilihat pada hari itu juga, melainkan harus dilihat secara bulanan.
Pasalnya, pasti ada di jam-jam tertentu penumpang terlihat sepi dan ramai. Dia menyebut PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan memberikan laporan secara bulanan. Dengan begitu, dia bisa melihat berapa banyak penumpang yang diangkut.
"Jangan gara-gara satu orang naik kereta pada jam itu apakah ini sepi itu, nggak bisa. Coba kamu naik pesawat pas jam-jam lagi sepi, wah ini pesawat kosong. Kan nanti kita lihat berapa laporan berapa banyak penumpang bulannya, kan ada laporan." jelasnya.
Simak juga Video 'Mengintip Pelatihan Puluhan Calon Masinis Kereta Cepat Whoosh':