Sindir Pemerintah, Anies Sedih Lihat Pantura Mati Dilahap Tol Trans Jawa

Sindir Pemerintah, Anies Sedih Lihat Pantura Mati Dilahap Tol Trans Jawa

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 02 Feb 2024 18:15 WIB
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menghadiri sarasehan DPD RI. Anies berbicara soal visi keadilan di sarasehan.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menghadiri sarasehan DPD RI/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku sedih melihat kondisi di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Menurutnya Pantura kini menjadi sepi setelah dibangunnya Tol Trans Jawa.

"Kami menyaksikan Pantura, datang ke Pantura, sedih melihatnya. Rumah-rumah makan sudah penuh dengan tanaman rambat karena nggak keurus, mati. Nah jangan sampai kita menuju sesuatu yang baik tapi meninggalkan residu masalah yang struktural, ini problem struktural," katanya dalam Sarasehan DPD RI di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).

Anies mengatakan, ia sebenarnya setuju dengan pembangunan tol. Sebab kehadiran tol dibutuhkan untuk sistem logistik yang lebih efisien.

Hanya saja, ia menilai pemerintah kurang memikirkan dampak pembangunan proyek tersebut kepada masyarakat sekitar. Akibatnya Pantura kini disebutnya mati.

"Pantura itu negara buat strategi baru namanya membangun jalan bebas hambatan dari barat sampai ke timur. Bagus? bagus. Ndak ada pertanyaan soal itu. Itu dibutuhkan supaya sistem logistik kita bisa berjalan efisien," sebutnya.

"Tapi kita melupakan exit strategy bagi kawasan Pantura ini exit-nya bagaimana mereka? Yang kita kerjakan ya dilupakan begitu saja. Pokoknya bangun tol, Panturanya mati, ya mohon maaf ada perubahan," lanjutnya.

Ia menyebut sejumlah bisnis seperti restoran, bengkel dan hotel di Pantura tumbang. Padahal ia menegaskan jika negara tak boleh mematikan usaha masyarakat.

"Apa yang terjadi, semua restoran di Pantura mati, semua bengkel, semua hotel mati. Lho, negara kan tidak boleh mematikan pak, tapi kan tanpa kita sengaja negara membuat mereka mati," tuturnya.

Menurutnya, fenomena yang terjadi di Pantura berbeda jika penyebabnya bencana alam. Oleh karena itu dalam merencanakan proyek perlu juga memikirkan jalan keluar bagi masyarakat.

Hal yang bisa dilakukan pemerintah, misalnya melakukan sosialisasi ke masyarakat dan membeberkan dampak pembangunan tol ke masyarakat. Oleh karena itu saat masyarakat tau jika wilayahnya akan sepi, mereka bisa beralih ke bisnis lain.

"Sekarang bapak ibu yuk mumpung masih ada modal, bikin empang, beralih misalnya ke udah, beralih ke sektor maritim, sektor perikanan, atau sektor apa. Jadi ada proses perpindahan yang negara sudah tau ini akan terjadi perubahan struktural," pungkasnya. (ily/ara)


Hide Ads