Pelabuhan di Palu yang Terdampak Tsunami 2018 Beroperasi Lagi Tahun Ini

Pelabuhan di Palu yang Terdampak Tsunami 2018 Beroperasi Lagi Tahun Ini

Samuel Gading - detikFinance
Sabtu, 10 Feb 2024 22:00 WIB
Pelabuhan di Palu yang Terdampak Tsunami 2018 Beroperasi Lagi Tahun Ini
Pelabuhan di Palu yang Terdampak Tsunami 2018 Beroperasi Lagi Tahun Ini/Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta -

Sebanyak tiga pelabuhan di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah yang sempat rusak parah akibat gempa bumi dan tsunami pada 2018 lalu siap beroperasi lagi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan tiga pelabuhan tersebut telah memasuki masa akhir proses pengerjaan dan bakal bisa beroperasi tahun ini.

Ketiga pelabuhan yang mengalami kerusakan cukup parah itu adalah Pelabuhan Pantoloan, Donggala, dan Wani. Sesuai amanat Presiden melalui Inpres Nomor 10 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Provinsi Sulawesi Tengah, Kemenhub tengah menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk membenahi kerusakan infrastruktur di tiga pelabuhan tersebut.

Melalui program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR), Kemenhub optimis tiga pelabuhan di Teluk Palu akan segera beroperasi dan melayani penumpang pada kuartal I-2024. Proyek perbaikan memiliki nilai investasi sebesar US$ 68,36 juta atau Rp 1 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, M Masyhud, menjelaskan seluruh paket pekerjaan telah berjalan. Mulai dari pengerjaan paket Civil Works (CW) Sea Port 1: Works for Reconstruction of Donggala Port yang saat ini mencapai progress konstruksi 97,48%. Lalu, pengerjaan paket Civil Works (CW) Sea Port 2: Works for Reconstrucion of Wani Port yang telah selesai 100% dan siap dioperasikan, dan terakhir, paket Civil Works (CW) Sea Port 3: Works for Reconstruction of Pantoloan yang telah dioperasikan sejak 2022.

"Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Laut optimis ketiga pelabuhan tersebut dapat kembali melayani kegiatan kepelabuhanan baik mobilitas masyarakat maupun distribusi logistik di Kota Palu dan sekitarnya, pada kuartal pertama tahun ini" ungkap Masyhud dalam keterangan resmi, Sabtu (10/2/2024).

ADVERTISEMENT

Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pelabuhan Teluk Palu, tutur Masyhud, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Ia mengatakan pemulihan infrastruktur pelabuhan adalah hal penting bagi ekonomi, mengingat Pelabuhan Teluk Palu merupakan salah satu pelabuhan utama yang menjadi poros maritim di Indonesia.

Masyhud kemudian menambahkan, bahwa pengerjaan proyek tersebut kini sedang menghadapi kendala teknis. Sebab, pengerjaan dermaga terganggu anomali kondisi tanah yang cukup heterogen dan wilayah geografis daerah rawan bencana.

"Tanah di lokasi Proyek Donggala mengalami kondisi easy driving saat dilakukan pemancangan, sehingga kedalaman tiang pancang rencana mengalami penurunan yang cukup banyak. Sebaliknya, di lokasi Proyek Wani justru mempunyai karakter tanah keras yang menyebabkan tiang pancang cukup sulit mencapai kedalaman desain" bebernya.

Namun, pihaknya menegaskan pekerjaan tersebut telah ditangani sesuai dengan prosedur teknis sesuai dengan kondisi aktual masing-masing.

"Hari ini, kami juga telah melakukan pengujian terhadap hasil akhir pekerjaan konstruksi ketiga pelabuhan tersebut melalui uji sandar dan olah gerak kapal terhadap struktur dermaga pada Terminal Donggala, Wani, dan Pantoloan sesuai dengan kriteria desain" tambahnya.

Dengan dilakukannya uji sandar kapal memakai metode pengecekan pergerakan segmen beban lateral sandar kapal tersebut, Masyhud berharap hasil pembangunan bisa berjalan optimal dan memenuhi kriteria yang ditentukan. Hal ini diperlukan agar fasilitas-fasilitas di pelabuhan dapat digunakan untuk mendorong perekonomian daerah maupun konektivitas transportasi nasional.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sebagai informasi, program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR) telah dilaksanakan sejak 2019 silam. Pada Oktober 2021, Kemenhub melakukan penandatanganan kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 3: Works for Reconstruction of Pantoloan Port. Kerja sama dilakukan antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Amarta Karya - Setia Mulia Abadi, KSO selaku penyedia jasa konstruksi untuk paket pekerjaan.

Penandatanganan kontrak tersebut menjadi awal proses pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Teluk Palu, yaitu Terminal Pantoloan. Adapun Pekerjaan Rekonstruksi Terminal Pantoloan mencakup pekerjaan rehabilitasi fasilitas laut, termasuk di dalamnya melanjutkan extension upperstructure dermaga, serta pekerjaan fasilitas sisi darat seperti area kantor dan pelayanan umum.

Pada 15 Februari 2022, penandatanganan Kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 1: Works for Reconstruction of Donggala Port dilakukan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Penandatanganan kontrak merupakan salah satu agenda pemenuhan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang menjadi awal proses pekerjaan konstruksi Terminal Donggala.

Sebagai pelabuhan pengumpul (PP), Terminal Donggala adalah gerbang ekonomi yang mendukung perekonomian di daerah hinterland Kabupaten Donggala dan Sulawesi Tengah. Saat ini, Terminal Donggala masih beroperasi aktif dan melayani logistik masyarakat. Terminal Donggala akan lebih difokuskan pada market pelayanan kargo multipurpose dengan kapasitas 370.000 ton per tahun, pelayanan curah kering (dry bulk cargo), dan pelayanan untuk kapal penumpang baik PELNI, Tol Laut, maupun Perintis.

Sementara untuk Pelabuhan Wani yang difokuskan menjadi pelayanan Terminal Multipurpose (Agrikultur, Pelayanan Angkutan Ternak, dan Kapal Negara), pembangunannya telah dimulai pada Maret 2022. Adapun pembangunan yang dilakukan meliputi: pekerjaan dermaga, trestle, causeway, reklamasi, dan pembangunan sisi darat seperti, area parkir, drainase, dan fasilitas penunjang lainnya.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads