Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menyebut, fasilitas pinjaman dalam bentuk dolar AS dengan bunga 3,2%. Sementara bunga pinjaman dalam bentuk renminbi sebesar 3,1%.
"Bunganya untuk dolar itu 3,2%, kalau untuk yang renminbi 3,1% per tahun," kata Arya di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Ia meyakini PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bisa mengembalikan pinjaman tersebut. Hal ini mengingat jumlah penumpang kereta cepat ramai.
"Sekarang tuh yang naik Whoosh banyak," kata Arya.
Untuk diketahui, PT KAI (Persero) telah menandatangani perjanjian fasilitas dengan CDB untuk pembiayaan cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pencairan pinjaman telah diterima KAI pada 7 Februari 2024.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/2/2024), pencairan pada 7 Februari itu terbagi menjadi dua yakni Fasilitas A sebesar US$ 230.995.000 atau sekitar Rp 3,60 triliun (kurs Rp 15.600).
Kemudian Fasilitas B sebesar RMB ekuivalen dengan US$ 217.080.000 atau sekitar Rp 3,38 triliun. Jika ditotal, kedua fasilitas pinjaman tersebut sekitar Rp 6,98 triliun.
"Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada tanggal 7 Februari 2024," bunyi keterangan tersebut. (acd/ara)