Otorita Cari Investor Bangun Rusun hingga Rumah Tapak buat ASN

Otorita Cari Investor Bangun Rusun hingga Rumah Tapak buat ASN

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 07 Mar 2024 12:57 WIB
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi IKN, Agung Wicaksono
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi IKN, Agung Wicaksono/Foto: Ilyas Fadilah
Jakarta -

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencari investor untuk pembangunan proyek perumahan di IKN melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KBPU).

Untuk penjajakan investor hari ini, pihak OIKN memperkenalkan tiga proyek perumahan untuk ASN dan TNI/Polri. Rinciannya terdapat proyek A untuk membangun 8 tower rumah susun berisi 268 unit, 108 unit rumah tapak dan 8 tower rumah susun. Nilai capex untuk proyek ini sebanyak Rp 7 triliun.

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengatakan total tower yang rencananya akan dibangun melalui skema KPBU sebanyak 70 tower tahun ini. Hunian ini diperuntukkan kepada ASN, TNI, dan Kepolisian di IKN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ditargetkan dibangun tahun ini. Total dari semua yang masuk ada 70 tower. Tadi kan ada 7 pemrakarsa hitungannya 70 tower. Kalau sesuai timeline itu bisa kita targetkan mulai dibangun tahun ini," kata dia dalam acara penjajakan investor Proyek KPBU IKN Sektor Perumahan, di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024).

Agung mengatakan jika penjajakan selesai, maka ditargetkan pembangunan 70 tower itu bisa dilakukan tahun ini. Ia menyebut ada 7 pemrakarsa konsorsium dalam pembangunan hunian tersebut.

ADVERTISEMENT

"Konsorsium Citic, dan konsorsium nusantara atau RBN, kemudian ada dari konsorsium Turba Trinity, Nindya Karya, Intiland, Ciputra, dari Malaysia, tadi yang pertama kan dari Tiongkok, dan dari Malaysia ada IJM, ada Maxim, 7 ya," lanjutnya.

Agung menyebut investasi yang dibutuhkan itu sekitar Rp 50 triliun. Namun menurutnya perubahan angka itu bisa saja terjadi. Secara total investasi yang dibutuhkan untuk membangun perumahan di IKN sebesar Rp 150 triliun dari skema KPBU di atas lahan 600 hektare (ha).

"Kami tentu bergantung si perintis tadi, masih berubah tapi paling tidak sekitar 50 triliun dari capex-nya (cek lagi) saja bisa sekitar 50 triliun. Tapi sekali lagi tahapannya sekarang sedang dievaluasi, feasibility tadi studi kelayakannya, dengan peran dari konsultan yang ditunjuk Kemenkeu dari PT SMI di sini berperan," jelasnya.

"Kemudian nanti setelah itu baru dilakukan tender, nah tendernya ini termasuk yang diikuti hari ini yang tertarik menjadi tender, nanti nilainya berapa, apakah jadi Rp 50 triliun atau jadi berapa itu akan tergantung hasilnya nanti," tambahnya.

Lihat juga Video: Bertemu PM Australia, Jokowi Bahas Nikel-Investasi IKN

[Gambas:Video 20detik]



(ada/ara)

Hide Ads