Ibu Kota Pindah, Mampukah Jakarta Jadi Pusat Perdagangan Internasional?

Ibu Kota Pindah, Mampukah Jakarta Jadi Pusat Perdagangan Internasional?

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 14 Mei 2024 14:53 WIB
people walking on wide pedestrian along general sudirman street senayan , jakarta city Indonesia
Foto: Getty Images/JOKO SL
Jakarta - Jakarta akan disiapkan menjadi kota global dan pusat perdagangan internasional usai tak lagi menjadi ibu kota. Jakarta akan melepas status resminya usai Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) disahkan dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keppres perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Lantas lepas tak lagi jadi ibu kota, bisakah Jakarta menjadi kota pusat perdagangan internasional?

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan untuk menjadi pusat perdagangan internasional harus melihat dari peran sektor perdagangan dalam pembangunan ekonomi wilayah dan juga destinasi wisatawan mancanegara yang datang.

"Kalau kita lihat dari beberapa perdagangan sebagai sektor utama ya Jakarta paling besar dibandingkan Bali yang masih menjadi pusat wisata. Namun, Jakarta, wisatawannya masih di bawah Bali. Jadi, ya tidak memenuhi keduanya," kata Tauhid kepada detikcom, Selasa (13/5/2024).

Dia menilai saat ini sebenarnya Jakarta menjadi pusat perdagangan internasional karena masih berstatus ibu kota. Apabila ingin mengubah statusnya menjadi pusat perdagangan internasional usai tak lagi jadi ibu kota, artinya Jakarta harus menjadi tempat bagi para pelaku bisnis maupun wisatawan mancanegara dalam bertransaksi, baik untuk ekspor maupun impor.

"Jakarta menjadi pusat perdagangan internasional dalam perspektif Indonesia. Ini didukung oleh data nasional kita punya main harbor (pelabuhan utama) di Tanjung Priok, itu masih pusatnya di sini dibandingkan seluruh pelabuhan di Indonesia. Karena di sana menjadi arus paling besar sebagai pusat perdagangan internasional," jelasnya.

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan sekarang Jakarta sudah menjadi kota global. Kini, Jakarta berada di level 2 atau 3 di seluruh kota dunia.

Untuk menaikkan lagi level, dia menilai Jakarta perlu adanya perubahan dan perkembangan.

"Sebetulnya, kota-kota di dunia itu ada level-nya. Misalnya level 1 itu yang betul-betul maju, misalnya Singapura dan beberapa kota lain di negara maju, termasuk China. Ada juga bawahnya sub dari pusat pertama, level 2. Jakarta masuk ke level 2 atau 3. Untuk menjadi kompetitif harus ada sosialisasi prioritas untuk menggenjot aspek yang mana," ujarnya kepada detikcom.

Menurutnya untuk menjadi pusat perdagangan internasional tidak lah mudah. Karena ada negara-negara tetangga yang lebih dulu menjadi pusat perdagangan internasional, seperti Singapura, Hongkong, maupun Shanghai. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah ke depannya dapat menempatkan posisi Jakarta dalam peta pusat perdagangan internasional dan mengedepankan keunggulan perdagangan Jakarta.

"Hal ini nggak gampang ya karena ada saingannya, sepertinya Singapura, ada Hongkong, Shanghai. Pemerintah perlu mengambil posisi di mana nih Jakarta dalam peta perdagangan internasional. Dari segi keunggulan, kita kalah dengan level 1," imbuhnya. (das/das)


Hide Ads