Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ada banyak penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang akan terjadi selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Salah satunya pihak Tunisia akan belajar teknologi modifikasi cuaca di Indonesia.
Basuki mengatakan pihaknya akan membantu permasalahan air di Tunisia dengan mengajarkan teknologi modifikasi cuaca. Perwakilan dari negara pun datang langsung ke Indonesia untuk belajar dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Ada menteri Tunisia mau ke sini belajar teknologi modifikasi cuaca, di sana banyak awan tapi nggak turun hujan," kata Basuki kepada wartawan di Kura Kura Bali, Sabtu (18/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu kita ke sana, kita bilang kalau kita ada tech modifikasi cuaca. Mereka ke sini akan belajar dengan BMKG. Makanya beliau bilang, ini adalah diplomatic victory bagi Indonesia di global untuk water forum," tambahnya.
Selain itu, Basuki juga menyinggung akan adanya hibah instalasi penjernihan air (IPA) dari Korea Selatan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
"(Kerja sama) dengan Tunisia, dengan Korea, dengan Finlandia, jadi banyak sekali," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan ada 120 proyek strategis terkait air yang akan disepakati saat WWF ke-10 di Bali. Nilainya sekitar US$ 9,4 miliar atau sekitar Rp 150 triliun.
"Kita harus menghasilkan concrete deliverables dari forum ini. Akan melaksanakan 120 proyek strategis terkait air bernilai US$ 9,4 miliar, termasuk tindak lanjut dari inisiatif Indonesia di G20 tahun 2022 yaitu G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang akan mendukung pendanaan untuk aksi iklim termasuk mengatasi krisis air," kata Luhut saat membuka Rakor Panitia Nasional World Water Forum ke-10 di Bali, di Laguna Resort and Spa, Kamis (16/5).
Sebagai informasi, WWF ke-10 berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Forum air terbesar dunia tersebut rencananya dihadiri sebanyak 13.448 orang dari 148 negara. Delegasi VVIP terdiri dari 8 kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, 3 utusan khusus dan 38 menteri.
Nantinya, para delegasi berfokus membahas empat hal terkait air. Mulai dari konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), hingga mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Simak juga Video 'Tips Bikin Rumah Adem di Musim Panas Tanpa AC':