KCIC Mulai Cicil Utang Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Rp 18 Triliun

KCIC Mulai Cicil Utang Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Rp 18 Triliun

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 29 Jul 2024 19:00 WIB
Masinis Kereta Cepat
Foto: Shafira Cendra Arini/detik.com
Bandung -

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada tahun ini mulai mencicil pembayaran utang pembengkakan biaya alias cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. Adapun besaran utang cost overrun sendiri mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliunan.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, pembayaran pinjaman tersebut mulai dilakukan pada tahun ini. Menurutnya, KCIC juga telah mengalokasikan dana untuk pembayaran utang cost overrun ke pemerintah China tersebut.

"Kalau itu sudah kita mulai bayar, kan dari awal memang sudah mulai dialokasikan," kata Eva di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Eva tidak merincikan berapa besaran pembayaran utang pinjaman yang telah dilakukan KCIC. Ia juga tidak menyebutkan skema pembayaran tersebut dilakukan secara bulanan atau tahunan.

Seiring dengan upaya pembayaran utang ini, Eva mengatakan, KCIC terus berupaya untuk meningkatkan volume penumpang Whoosh. Saat ini, rata-rata penumpang Whoosh di hari kerja atau weekend mencapai angka 17.000-18.000 per hari.

ADVERTISEMENT

Sedangkan di waktu akhir pekan atau weekend, rata-rata penumpang harian mencapai 18.000-21.000 penumpang per hari. Kemudian untuk rekor tertingginya, penumpang Whoosh tembus di angka 24.000 penumpang per hari. Meski angka ini belum mencapai target 29.000 penumpang per hari, ia optimistis target ini bisa tercapai seiring dengan pelengkapan akses dan konektivitas stasiun-stasiun kereta cepat.

"Apa sih strategi yang kita lakukan untuk itu? Pastikan banyak hal, nggak hanya sekedar promosi aja. Tapi juga tentunya harus dukungan-dukungan lainnya dalam kondisi transportasi publik. Kalau kita bicara transportasi publik bagaimana masyarakat mau naik ketika itu dimudahkan secara aksesibilitasnya, integrasi antarmodanya, memberikan kenyamanan," ujar Eva.

"Sekarang di semua stasiun, kereta cepat itu baik itu di Halim, Padalarang, Tegalluar sudah ada integrasi antarmoda. Kita sudah kerjasama dengan semua operator-operator. Nah yang kita juga, tapi kan nggak berhenti sampai di situ. Kita pengen aksesnya ini lebih banyak lagi," sambungnya.

Selain itu, ia juga optimistis peningkatan volume penumpang juga akan didukung dengan pengoperasian Stasiun Karawang pada 2025 mendatang. "Dengan pengoperasian Stasiun Karawang, kita optimistis volume penumpang harian bisa mencapai sekitar 29.000 orang. Jadi makanya sekarang kita fokus untuk terus melakukan itu (meningkatkan volume penumpang)," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, biaya bengkak proyek Woosh adalah US$ 1,2 miliar atau Rp 18 triliunan. Beberapa waktu lalu PT KAI juga mendapat penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3,2 triliun untuk menalangi bengkak proyek tersebut.

Selain PMN, Indonesia dan China juga telah menyepakati pinjaman untuk dikucurkan kepada KCIC melalui PT KAI. Pinjaman tersebut diberikan China melalui China Development Bank (CDB) untuk pembiayaan cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pencairan pinjaman telah diterima KAI pada 7 Februari 2024.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pencairan pada 7 Februari itu terbagi menjadi dua yakni Fasilitas A sebesar US$ 230.995.000 atau sekitar Rp 3,60 triliun (kurs Rp 15.600).

Kemudian Fasilitas B sebesar RMB ekuivalen dengan US$ 217.080.000 atau sekitar Rp 3,38 triliun. Jika ditotal, kedua fasilitas pinjaman tersebut sekitar Rp 6,98 triliun. Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada tanggal 7 Februari 2024.

(shc/rrd)

Hide Ads