Wanti-wanti buat Penumpang Kereta Cepat Ambil Bantal Bisa Dipidana

Wanti-wanti buat Penumpang Kereta Cepat Ambil Bantal Bisa Dipidana

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2024 09:00 WIB
Jelang Long Weekend Idul Adha, penumpang Kereta Cepat Whoosh mulai mengalami peningkatan. Diprediksi penumpang dapat mencapai lebih dari 18 ribu/hari.
Ilustrasi penumpang kereta cepat - Foto: dok. PT KCIC
Jakarta -

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mewanti-wanti para penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh agar tidak mengambil maupun melepas fasilitas bantal kursi. Pasalnya, bisa-bisa pelaku dikenakan sanksi pidana.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, dalam 9 bulan operasi Whoosh total ada 6 tragedi hilangnya bantal sandaran kursi kereta kelas premium ekonomi. Apabila tidak ada itikad baik dari pelaku untuk mengembalikan bantal tersebut, kasus ini bisa dibawa ke ranah hukum.

"Pokoknya kalau ada yang nggak bisa balikin, kita perpanjang (ke jalur hukum)," kata Eva di Stasiun Tegalluar, Bandung, Senin (29/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, menurutnya denda juga bisa diberlakukan mengingat pengadaan dari barang tersebut membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit. "Bisa kita terapkan macam-macam, itu kan perusakan. Denda tergantung, kalau dari undang-undangnya ada kok, itu kan masuknya pidana. Bisa kita tuntut pidana," ujarnya.

Meski demikian, Eva memastikan saat ini seluruh penumpang yang terlibat dalam hilangnya 6 bantal kursi Whoosh telah mengembalikan bantal-bantal tersebut sehingga langkah hukum tidak perlu dilakukan. Para penumpang ini juga telah bersikap kooperatif dan bersedia membuat surat pernyataan.

ADVERTISEMENT

Karena itulah, para penumpang yang terlibat dalam kasus hilang bantal ini tidak akan masuk daftar hitam atau blacklist KCIC. Namun ia memastikan, kejadian ini sudah menjadi catatan khusus untuk penumpang-penumpang tersebut.

"Jadi mereka masih bisa menggunakan kereta cepat, tapi itu sudah ter-record oleh kita. Artinya ketika mereka melakukan pemesanan, di sistem kami itu sudah bisa terdata apa yang sudah pernah dilakukan oleh penumpang," tuturnya.

Alasan Penumpang Ambil Bantal

Lebih lanjut Eva menjelaskan, setidaknya ada 44 CCTV tersebar di seluruh bagian kereta sehingga seluruh aktivitas penumpang terekam kamera. Dengan demikian, ketika ditemukan adanya fasilitas yang hilang, pihaknya langsung melakukan pengecekan CCTV dan melacak data penumpang terkait.

Ketika para penumpang ini dihubungi, responsnya pun beragam. Sebagian telah mengaku sengaja mengambil bantal tersebut, namun ada sebagian lainnya yang mengaku tidak sengaja terbawa.

"Kalau yang kemarin-kemarin dari data kita telepon, mereka ada alasannya (sampai membawa bantal), macam-macam lah. Ada yang terbawa, tidak sengaja, segala macam," kata Eva.

"Ada yang mengakui (mengambil). Mengakui, dan ya ada yang nggak sengaja, 'oh kemasukan' (ke tas) atau apa," sambungnya.

Menurutnya, bantal tersebut memang bisa dilepas-pasang dari kursi, namun hal ini untuk keperluan pemeliharaan. Bantal tersebut memiliki spesifikasi khusus dan dibuat dengan teknologi tinggi. Salah satunya, bantal itu tahan terhadap api sehingga punya fungsi keamanan juga.

"Jadi kita mohon untuk penumpang yang menggunakan kereta Whoosh semuanya tidak hanya tidak boleh mengambil ya, tapi juga mohon untuk tidak melepas bantal tersebut dari lokasinya, dari posisinya yang sudah ada saat ini. Karena itu bisa masuk merusak juga, merusak fasilitas yang sudah kita sediakan untuk kenyamanan penumpang," ujar dia.

Untuk melakukan pengadaan bantal dalam jumlah kecil, artinya KCIC perlu merogoh kocek lebih besar. Apalagi sebelumnya pengadaan bantal ini masuk ke bagian interior satu rangkaian kereta cepat secara keseluruhan. Namun Eva tidak dapat merinci berapa besar kerugian yang berpotensi ditanggung KCIC serta rincian harga bantal itu sendiri.

(shc/kil)

Hide Ads