3 Fakta Stasiun Pondok Rajeg Beroperasi Lagi

3 Fakta Stasiun Pondok Rajeg Beroperasi Lagi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 20 Okt 2024 09:30 WIB
Stasiun Pondok Rajeg Beroperasi Lagi, Reaktivasi Telan Rp 27,9 M
Stasiun Pondok Rajeg/Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengoperasikan kembali Stasiun Pondok Rajeg. Stasiun ini melayani perjalanan KRL Commuter Line lintas Jakarta Kota-Nambo.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, reaktivasi stasiun ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas di kawasan Jabodetabek, bahkan hingga ke ujung wilayah Depok dan Bogor.

"Beberapa tahun yang lalu saya ke sini dan Stasiun Pondok Rajeg belum berfungsi. Hari ini stasiun sudah bisa difungsikan dan masyarakat akan menikmati kemudahan naik transportasi umum massal dari Pondok Rajeg hingga pusat Jakarta," kata Budi Karya, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/10/2024) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 3 Fakta Stasiun Pondok Rajeg:


1. Reaktivasi Telan Rp 27,9 M

Reaktivasi dilakukan Badan Pengelola Transportasi Jobedetabek (BPTJ) dengan biaya Rp 27,9 miliar. Saat ini pengelolaan stasiun telah diserahterimakan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jakarta.

Hal ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan layanan transportasi publik yang terintegrasi, efisien, dan terjangkau. Selain itu, reaktivasi ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan di Jabodetabek akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum.

ADVERTISEMENT

"Kemenhub mendapat tugas dari Presiden (Jokowi) bahwa konektivitas antar moda harus diupayakan dengan baik dan saya mengapresiasi kolaborasi seluruh pihak," ujar Budi Karya.

2. 18 Tahun Mati Suri

Stasiun Pondok Rajeg sendiri telah berhenti beroperasi selama 18 tahun, sejak 2006. Reaktivasi pun mulai dilakukan BPTJ pada tahun 2022, dan memakan waktu selama kurang lebih 2 tahun. Dokumen perizinan dan fasilitas layanan Stasiun Pondok Rajeg telah selesai 100% sejak pertengahan 2024 kemarin.

Selain itu, pada pertengahan tahun ini Direktur Prasarana BPTJ Zamrides mengatakan, penambahan prasarana perkeretaapian berupa jalur dan bangunan KA juga telah selesai diuji dan memenuhi persyaratan teknis berdasar hasil pengujian dari Balai Pengujian Perkeretaapian.

3. Peron Dilebarkan-Track Diangkat

Zamrides mengatakan, emplasemen alias peron pun diperlebar dari yang tadinya 60 meter menjadi 240 meter. Termasuk pula mengangkat berbagai track mulai dari 40 cm sampai 1,5 meter.

"Untuk memenuhi uji prasarana, Stasiun Pondok Rajeg juga telah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)", jelasnya dalam sebuah keterangan resmi, dikutip Sabtu (27/6/2024) lalu.

Ia menambahkan, studi kelaikan Stasiun Pondok Rajeg telah dilakukan BPTJ pada 2020 dan dilanjutkan dengan desain stasiun serta kajian lalu lintas pada 2021. Konstruksi stasiun dilaksanakan mulai 2022 sampai 2023.

Pada 2022, lingkup pekerjaan meliputi pengangkatan track dan listrik aliran atas (LAA) untuk penyesuaian persyaratan kelandaian, serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.

Pada 2023, lingkup pekerjaan meliputi pembangunan bangunan utama stasiun, struktur atas peron serta pekerjaan landscape yang meliputi pekerjaan arsitektur, akses jalan utama, jalur pedestrian dan fasilitas parkir.

"Keseluruhan fasilitas ini telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian c.q. BTP Kelas I Jakarta", tutur Zamrides.

(shc/ara)

Hide Ads