AHY Buka-bukaan Soal Rencana Kereta Cepat Lanjut Sampai Surabaya

AHY Buka-bukaan Soal Rencana Kereta Cepat Lanjut Sampai Surabaya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 25 Des 2024 20:30 WIB
Siswa TK didampingi guru keluar dari rangkaian kereta cepat Whoosh saat program Whoosh Edutrip di Stasiun Tegalluar Summarecon, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024). Program Whoosh Edutrip tersebut dalam rangka memberikan edukasi serta pemahaman kepada siswa mengenai perkembangan transportasi modern, teknologi, fasilitas, keselamatan dan keamanan hingga layanan kereta cepat Whoosh. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/agr/Spt.
Foto: ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara tentang kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Wacana proyek ini awalnya muncul di pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Menurut AHY, proyek berskala besar tersebut memerlukan perhitungan yang matang dan cermat. Oleh karena itu, pendalaman masih terus dilakukan hingga saat ini.

"Masih kita hitung, masih kita pelajari. Tapi dalam hal ini, proyek yang besar, benar-benar menghitung dengan cermat," kata AHY, ditemui di Stasiun Whoosh Halim, Jakarta, ditulis Rabu (25/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY mengatakan, pihaknya akan melibatkan banyak stakeholder untuk bisa membuat perencanaan yang matang pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini.

"Kami akan melibatkan banyak pihak stakeholders untuk bisa membuat perencanaan yang matang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, saat ini proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahap pra-studi.

"Kita masih pra-studi ya, semuanya masih dibahas oleh semua stakeholder," kata Dwiyana, ditemui terpisah.

Sebagai informasi, awal tahun ini PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mengabarkan sedang menggodok perencanaan pembangunan lanjutan kereta cepat ke Surabaya. KCIC merupakan operator dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang pembangunannya bekerja sama dengan pihak China.

Dwiyana pada kala itu mengatakan, pihaknya berpeluang besar untuk membangun lanjutan kereta cepat secara bertahap, diawali dari menyambungkan jalur ke Yogyakarta terlebih dahulu.

Menurutnya, kereta cepat yang dibangun duluan hingga Yogyakarta ini merupakan bagian dari pembangunan fase I. Waktu serta biaya pembangunan kereta cepat menjadi pertimbangan utamanya.

"Ada kemungkinan begitu (sampai Yogyakarta lebih dulu), kan kalau sampai Surabaya masalah waktu, biaya, kenapa nggak Yogya?" ungkap pria yang akrab disapa Edo itu di Ruang Rapat Pansus B, Gedung DPR RI, Jakarta Pusat Kamis (25/1/2024) silam.

Lalu pada bulan Oktober lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sempat menawarkan proyek tersebut ke Presiden Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB), Jin Liqun di sela-sela KTT ASEAN 2024 di Vientiane, Laos.

Airlangga menyebutkan, Indonesia memiliki beberapa prioritas proyek yang bisa didukung pembiayaannya. Termasuk di antaranya ada perpanjangan Kereta Cepat (high speed train) dari Bandung, Yogyakarta hingga ke Surabaya.

"Konektivitas di selatan Pulau Jawa menawarkan peluang ekonomi baru yang perlu mendapat perhatian," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (9/10/2024).

Memasuki pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana juga sempat menyinggung nasib mega proyek ini. Katanya, studi kelayakan atau feasibility study masih berjalan. Dia pun menekankan kelanjutan proyek itu tetap membutuhkan evaluasi.

"Kita masih pengkajian. Kita masih pengkajian. Prinsipnya, kalau itu memudahkan dan membuat transportasi menjadi murah dan nyaman, why not. Tapi kan segala sesuatu kan tidak bisa ujug-ujug, kita harus evaluasi," kata Suntana saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

Terkait arahan Prabowo yang tidak ingin proyek mercusuar atau anggaran besar, Suntana menjelaskan keberlanjutan proyek itu tergantung hasil dari feasibility study. Apakah ke depannya proyek tersebar dapat membebankan anggaran negara atau tidak. Namun, dia menekankan komitmen pemerintah dalam menjalankan proyek berlandaskan kepentingan masyarakat.

(shc/rrd)

Hide Ads