Bendungan Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah bakal segera diresmikan pada Januari 2025. Pembangunan bendungan garapan PT Waskita Karya (Persero) Tbk saat ini sudah mencapai 98,59%.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru saja meninjau proyek bendungan dengan nilai investasi mencapai Rp 1,02 triliun tersebut. Gibran memastikan, progres pembangunan sesuai target. Dia juga menekankan pentingnya keberlanjutan sumber daya air guna mendukung produktivitas pertanian sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim.
"Para petani dapat segera meningkatkan hasil produksi, dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat yang lebih luas, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan," ujar Gibran dalam keterangan resmi Waskita, Jumat (27/12/2024).
Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita menambahkan keberadaan Bendungan Jlantah turut mendukung swasembada pangan di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Karanganyar. Apalagi baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto telah memajukan target swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027.
"Bendungan Jlantah dapat mendorong ketahanan pangan sesuai arahan pemerintah yang ingin memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor," jelas Ermy.
Bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Dia menjelaskan, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan. Maka nantinya melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, sehingga tidak lagi bergantung pada musim.
Manfaat lainnya, lanjut dia, keberadaan Bendungan Jlantah bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172% menjadi 272% pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha pun berpotensi mencapai 272%.
Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, dan Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
Proyek itu pun mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo, hingga 87 hektare. Serta, berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt (Mw).
"Kemudian melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, proyek ini diyakini bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Dengan begitu, dapat membuka semakin banyak kesempatan usaha serta lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat di sekitar bendungan semakin sejahter," beber Ermy.
Sebagai informasi, Bendungan ini dikerjakan oleh Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Waskita sendiri telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai, sementara sembilan proyek lainnya masih dalam pengerjaan.
Simak Video "Video: Momen Wapres Gibran Didoakan Pendeta di Gereja Solo"
(acd/acd)