Pembangunan Bendungan Jragung Sudah 88%, Ditargetkan Rampung 2026

Pembangunan Bendungan Jragung Sudah 88%, Ditargetkan Rampung 2026

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 16 Sep 2025 12:13 WIB
Foto udara suasana pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Jragung di Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (7/9/2025). Kementerian Pekerjaan Umum (PU) membangun PSN Bendungan Jragung berkapasitas 90 juta meter kubik air dengan luas genangan mencapai 451 hektare sehingga berpotensi menyuplai air bagi 4.258 hektare lahan pertanian di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak untuk mewujudkan swasembada pangan di Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Foto udara suasana pembangunan Bendungan Jragung di Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (7/9/2025)/Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jakarta -

Pemerintah mempercepat pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Saat ini, progres pembangunannya telah mencapai 88% dan ditargetkan rampung September 2026.

Mengutip unggahan pada akun Instagram Kementerian Pekerjaan Umum (PU) @kementerianpu, Selasa (16/9/2025), Bendungan Jragung akan menjadi penopang utama Daerah Irigasi Jragung seluas 4.053 hektare (ha) serta membuka tambahan lahan potensial seluas 473 ha.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, dengan ketersediaan suplai air irigasi dari bendungan, petani dapat memanfaatkan irigasi premium untuk menambah masa tanam, paling tidak bisa tiga kali masa tanam setiap tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air yang tertampung di bendungan akan disalurkan secara efisien melalui jaringan irigasi primer, sekunder, hingga tersier, memastikan pasokan air sampai langsung ke lahan-lahan pertanian para petani.Filosofi ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang pentingnya sinergi antara infrastruktur hulu dan hilir untuk mendukung produktivitas pertanian," ujar Dody.

ADVERTISEMENT

Bendungan Jragung memiliki kapasitas tampung 90 juta m³ dengan luas genangan 451 hektare berpotensi menyuplai air bagi 4.528 hektare lahan pertanian di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak (Kecamatan Karangawen, Mranggen, dan Guntur), termasuk pengembangan ke Kecamatan Tegowanu dan Tanggung Harjo di Grobogan.

Selain itu, dengan suplai air tersebut, ditargetkan akan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 200% menjadi 300%. Dengan demikian, bendungan ini menjadi infrastruktur strategis untuk mewujudkan swasembada pangan.

Bendungan multifungsi ini juga berpotensi untuk menyediakan air baku sebesar 1.000 liter/detik, yang akan didistribusikan ke Kota Semarang (400 liter/detik), Kabupaten Grobogan (250 liter/detik), dan Kabupaten Demak (350 liter/detik).

Infrastruktur ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir dengan mereduksi sekitar 45%, serta berpotensi menjadi sumber energi terbarukan melalui PLTS berkapasitas 90 MW dan PLTMH 1,4 MW.

Pembangunan bendungan dimulai sejak Oktober 2020 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di sisi hulu Sungai Jragung yang merupakan induk dari Sungai Klampok dan Sungai Meranak, dengan luas daerah tangkapan sungai 94 km².

Dalam catatan detikcom, anggaran pembangunan Bendungan Jragung bersumber dari APBN senilai Rp 3 triliun yang terbagi menjadi 3 paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya, Paket II oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO), dan Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO).

Tonton juga video "Bendungan Besar di China Bisa Memperlambat Rotasi Bumi?" di sini:

(shc/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads