Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan 2 juta pekerja federal alias 'PNS' di AS untuk pensiun dini. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya besar untuk merampingkan dan mereformasi birokrasi pemerintahan di AS.
Seorang pejabat senior mengatakan tawaran pengunduran diri besar-besaran tersebut dapat menghemat anggaran pemerintah hingga US$ 100 miliar atau Rp 1.627 triliun (kurs Rp 16.271). Mereka yang bersedia akan mendapatkan pesangon sebanyak 8 bulan gaji.
"Jika mereka tidak ingin bekerja lagi di kantor dan berkontribusi untuk Amerika, maka mereka bebas memilih pekerjaan lain dan pemerintahan Trump akan memberikan bayaran yang sangat besar selama 8 bulan," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dikutip dari NBC News, Jumat (31/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua pegawai federal dengan status purnawaktu atau full time memenuhi syarat untuk mengikuti program ini, kecuali untuk anggota militer, karyawan layanan pos AS, posisi yang terkait dengan penegakan imigrasi dan keamanan nasional, serta pekerjaan lain yang dikecualikan oleh lembaga.
Kantor Manajemen Personalia AS (United States Office of Personnel Management/US OPM) telah mengirimkan pesan lewat email resmi pada 28 Januari 2025 kepada semua pekerja federal berupa tawaran pengunduran diri.
Dalam pesan itu, para pekerja federal di AS diberikan pilihan apakah ingin lanjut bekerja atau mengundurkan diri paling lambat 6 Februari 2025. Pekerja yang ingin menerima tawaran tersebut diminta untuk membalas email dengan subjek mengundurkan diri.
Tawaran tersebut dianggap sudah sangat murah hati oleh Gedung Putih. Jika ingin tetap bekerja sebagai pekerja federal, akan ada beberapa penyesuaian yang dilakukan salah satunya adalah skema kerja yang berubah. Pekerja federal tak lagi diperkenankan bekerja dari rumah dan harus berada di kantor selama 5 hari dalam seminggu.
(kil/kil)