LRT Jabodebek beberapa waktu lalu sempat mengalami gangguan operasional. Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi menyampaikan gangguan tersebut lantaran trainset mengalami kondisi pengereman darurat atau emergency brake.
Purnomosidi menjelaskan, seharusnya pengereman darurat hanya terjadi dalam keadaan darurat, tetapi dalam beberapa kasus terakhir ini sistem mengaktifkannya secara tidak semestinya.
"Rata-rata yang sekarang terjadi ini kan adanya di kondisi tertentu. Itu ada kondisi yang emergency break. Padahal harusnya emergency break itu terjadi ketika terjadi kondisi-kondisi yang darurat. Jadi, ini tidak terjadi kondisi darurat tapi terjadi. Nah, ini yang sedang kita tangani," kata Purnomosidi di Kantor Divisi LRT Jabodebek, Bekasi, Senin (24/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada kebocoran pada sistem suplai udara yang menyebabkan gangguan operasional. Ada sistem pada sambungan udara trainset LRT Jabodebek yang sudah melewati masa pemakaian mengalami kebocoran dan perlu diganti. LRT Jabodebek telah memperbaiki dan mengganti komponen yang bermasalah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Purnomosidi mengatakan, gangguan tersebut hanya terjadi di beberapa trainset. Namun, ia elah menginstruksikan perbaikan menyeluruh agar tidak terjadi gangguan berulang.
"Gangguan ini sedang kita terus kita upayakan agar tetap bisa kita tangani dan tuntas gitu ya. Saya minta teman-teman di engineering untuk melakukan perbaikan secara tuntas," katanya.
Gangguan ini juga menjadi salah satu yang menyebabkan turunnya jumlah penumpang belakangan ini. Basanya rata-rata jumlah penumpang LRT Jabodebek mencapai 90 ribuan per hari, namun pada minggu ini penumpang hanya mencapai 80 ribuan per hari.
"Masih adanya beberapa gangguan yang terjadi ya dengan transit-transit kita ini yang mungkin juga akan membuat penumpang jadi kurang apa ya, jadi pesimis ya gitu ya," katanya.
(ara/ara)