Begini Jurus Agar Kota Bisa Jalankan Aksi Ketahanan Iklim

Begini Jurus Agar Kota Bisa Jalankan Aksi Ketahanan Iklim

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Mei 2025 16:06 WIB
Ilustrasi Kota di Malam Hari
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia saat ini sedang gencar untuk mempercepat aksi ketahanan iklim perkotaan.

Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi mengungkapkan dalam Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025 dibahas peran penting kepemimpinan lokal dan daerah, dan ketahanan iklim. Forum ini juga menandai selesainya proyek yang didanai Uni Eropa, yaitu Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC).

Dia menyebutkan diibutuhkan sebuah komunitas untuk mengarusutamakan aksi iklim. Itu dimulai dengan membangun kesadaran akan krisis dan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keberanian para pemangku kepentingan kota percontohan untuk merencanakan dan mengimplementasi aksi iklim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, menciptakan aksi iklim berkelanjutan membutuhkan upaya yang lebih besar lagi dengan membangun kemitraan global kota-kota berkelanjutan yang menyediakan berbagai dukungan mulai dari teknologi hingga keuangan," kata dia dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Sebagai forum unggulan yang tidak diadakan setiap tahun tetapi pada momen-momen penting bagi kawasan Asia Pasifik CRIF 2025 menjadi panggung untuk kolaborasi yang dapat ditindaklanjuti, komitmen baru, dan penyelarasan dengan Paris Agreement, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), hingga secara strategis menempatkan kota dan pemerintah daerah dalam merancang masa depan iklim yang berkelanjutan dan inklusif.

ADVERTISEMENT

Acara yang bertema "Empowering Cities and Local Governments for a Climate-Resilient Future," ini juga membahas tentang bagaimana kota tak lagi jadi penonton dalam aksi ketahanan iklim.

"Mereka adalah responden pertama dalam krisis iklim. Melalui Climate Resilience and Innovation Forum, kami mendorong dan memperkuat dan memberdayakan pemerintah daerah dengan alat, pengetahuan, know-how, dan kemitraan yang diperlukan untuk memimpin dengan ambisi iklim," ujar dia.

Pernyataan tingkat tinggi lainnya juga disampaikan oleh H.E. Mr. Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri Indonesia dan pidato utama dari Ms. Maimunah Mohd Sharif, Wali Kota Kuala Lumpur.
Salah satu pencapaian utama adalah penyerahan simbolis sepuluh Rencana Aksi Iklim (Climate Action Plans/CAP) kepada Bandar Lampung, Cirebon, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, Pangkalpinang, Gorontalo, Kupang, Mataram, dan Ternate, yang merupakan bagian dari proyek Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC).

Rencana aksi ini akan menjadi panduan bagi kota-kota untuk mengintegrasikan strategi iklim yang inklusif ke dalam rencana pembangunan jangka menengah mereka. UCLG ASPAC juga meluncurkan pedoman CAP, yang disusun berdasarkan pengalaman dan pembelajaran UCLG ASPAC dalam membantu lebih dari 20 pemerintah daerah di kawasan Asia-Pasifik dalam menyusun CAP.

Sorotan lainnya adalah pemberian penghargaan badge Global Covenant of Mayors (GCoM) kepada kota-kota di Asia Tenggara yang menunjukkan kemajuan nyata dalam aksi iklim, serta penandatanganan perjanjian kerja sama desentralisasi antara beberapa kota dan lembaga, termasuk Samarinda-Hefei, UCLG ASPAC dan Kuala Lumpur, UCLG ASPAC dan National Association of Local Authorities of Georgia (NALAG).

Pembukaan forum ini ditutup dengan pengenalan City and Local Government (CLG) Institute UCLG ASPAC, yang akan berperan sebagai pusat riset dan pengetahuan untuk pembuatan kebijakan berbasis bukti, penelitian, dan manajemen pengetahuan.

Selama dua hari berikutnya, CRIF 2025 akan menyelenggarakan panel tingkat tinggi, sesi tematik interaktif, penanaman pohon dan kunjungan lapangan ke Tebet Eco-Park di Jakarta serta fasilitas transformasi pengelolaan sampah di Banyumas, menawarkan model ketahanan berbasis masyarakat yang dapat diadopsi.

(kil/kil)

Hide Ads