Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan pembangunan 63 jembatan gantung baru pada 2026 di berbagai daerah dengan total anggaran mencapai Rp 630 miliar. Proyek ini diharapkan mempermudah akses masyarakat di wilayah terpencil yang selama ini harus menempuh jalur memutar.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pembangunan jembatan gantung akan membawa dampak nyata pada aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga pelayanan publik di desa-desa yang terisolasi.
"Kehadiran jembatan gantung ini diharapkan memberikan dampak nyata dalam mempercepat aktivitas masyarakat, terutama dalam mendukung kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik," kata Dody dalam keterangan tertulis, Rabu (23/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody menjelaskan, jembatan gantung yang dibangun umumnya memiliki bentang 30-200 meter dengan lebar 1,8 meter, menyesuaikan kondisi lapangan. Lokasi 63 jembatan tahun depan ditentukan lewat kajian teknis dan survei lapangan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, tingkat keterisolasian, akses transportasi, dan aspek teknis lainnya.
Jembatan gantung dinilai penting untuk membuka konektivitas antar desa atau kecamatan, memudahkan petani membawa hasil panen ke pasar, serta mempercepat akses ke sekolah, kantor pemerintahan, hingga pusat layanan publik di daerah yang terpisah sungai, jurang, atau perbukitan.
Selain rencana 2026, pada tahun ini Kementerian PU juga tengah merampungkan pembangunan 50 jembatan gantung. Sebagian sudah selesai, termasuk 8 jembatan di Sulawesi Selatan seperti Jembatan Kanjero, Poton, Lamangiso, Jauh Pandang, Kalimporo, Minasa Upa, Benteng Pattiro, dan Palambuta.
Dody menegaskan, program jembatan gantung akan terus menjadi prioritas Kementerian PU untuk mempercepat pembangunan Indonesia Sentris sekaligus mengatasi keterisolasian wilayah.
Tonton juga video "Melihat Jembatan Apung di Sidoarjo, Jadi Akses Vital Menuju Mojokerto" di sini:
(shc/rrd)