Jakarta, Bekasi & Serpong Bakal Tersambung MRT

Jakarta, Bekasi & Serpong Bakal Tersambung MRT

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 25 Jul 2025 08:29 WIB
Sejumlah warga bersiap menaiki kereta moda raya terpadu (MRT) di Stasiun Blok M, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan tarif satu rupiah pada pengguna angkutan umum MRT, LRT, dan Transjakarta dalam rangka memperingati Hari Angkutan Nasional 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.
MRT Jakarta - Foto: ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN
Jakarta -

Jalur MRT Jakarta bakal diperluas ke berbagai wilayah, termasuk Bekasi, Jawa Barat hingga Tangerang, Banten. Pada Kamis (24/7), PT MRT Jakarta (Perseroda) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinarmas Land).

Kedua belah pihak sepakat melakukan penjajakan awal potensi kerja sama pengembangan jalur MRT North-South Line Extension (Lebak Bulus-Serpong). Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan, pihaknya dan Sinarmas Land akan melakukan kajian terkait perpanjangan jalur MRT.

"Ini adalah kajian awal antara kami, MRT Jakarta, B2B dengan PT Bumi Serpong Damai, dalam hal ini Sinarmas Land. Kajian awal ini adalah kajian melingkupi yang pertama kita harus menentukan mengkaji terkait trase. Trase mana yang lebih efektif, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi tangkapan pelanggan," ujar Tuhiyat di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (24/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait pembiayaan, Tuhiyat menyebut proyek yang akan dibangun berbeda dengan proyek MRT sebelumnya. Jika sebelumnya MRT mendapat pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), kali ini MRT akan mencoba menggandeng pihak swasta.

ADVERTISEMENT

"Setelah selesai, kajian ini akan kami serahkan dan akan kami laporkan kepada pemerintah, baik itu pemerintah pusat, maupun masing-masing pemerintah daerah. Untuk apa? Ini adalah untuk mencari alternatif solusi yang terbaik bagi pemerintah menetapkan skema, trase dan transportasi publik," terang Tuhiyat.

Namun belum diketahui kapan proyek perpanjangan ini akan digarap, termasuk nilai proyek, rincian rute maupun jumlah atau titik stasiunnya. Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud mengatakan, semua itu baru ditentukan jika feasibility study selesai dilaksanakan.

"Kalau biaya jadwal dan sebagainya, saya kira untuk pembangunannya itu sendiri, justru harusnya itu akan menjadi keluaran dari studi ini. Kita baru mau memulai ini. Nah, harapannya dengan studi ini nanti kita akan bisa mendapatkan kira-kira gambarannya seperti apa? Nilainya berapa? Dan semua itu memerlukan kajian komprehensif," jelas Farchad.

Adapun studi ini akan memakan waktu sekitar satu tahun. Namun diharapkan dalam waktu 4-6 bulan ada laporan awal yang dihasilkan, yang nantinya akan dibawa ke para investor.

MRT diharapkan bisa menjadi alternatif moda transportasi massal yang bisa memecah macet di Jakarta. Menurut Tuhiyat, berdasarkan kajian Badan Perencana Pembangunan Nasional atau Bappenas, Jakarta menelan kerugian hingga Rp 100 triliun per tahun karena macet.

"Hasil survei dari Bappenas, kita ada gross kerugian Rp 100 triliun per tahun akibat efek langsung atau tidak langsung dari tingkat kemacetan. Dan Rp 100 triliun kalau kita gunakan untuk infrastruktur itu sudah berapa," tutupnya.

MRT Jakarta-Bekasi Digarap Tahun Depan

Sementara itu, proyek MRT Timur-Barat fase 1 tahap 1 Tomang-Medan Satria mulai dibangun tahun depan. Proyek tersebut bakal menghubungkan wilayah Medan Satria, Bekasi (Jawa Barat) dengan Tomang, Jakarta Barat.

Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan, proyek tersebut juga akan diperpanjang hingga ke Kembangan. Jalur MRT Jakarta Timur-Barat diproyeksi membentang sepanjang 25 kilometer.

"Tahun depan kami melakukan konstruksi dari timur ke barat, Medan Satria sampai Tomang untuk selanjutnya diteruskan ke arah Kembangan. Ini kurang lebih sekitar 25 kilometer," katanya Tuhiyat.

Menurut Tuhiyat, rute MRT ini dirancang menggunakan sistem jalur campuran, yaitu gabungan antara jalur layang dan bawah tanah, atau elevated dan underground. Ditargetkan keseluruhan proyek itu rampung di 2032, namun ada opsi beroperasi secara bertahap.

Kemudian ada juga perpanjangan jalur yang menghubungkan Fatmawati sampai Taman Mini Indonesia. Jalur tersebut akan dibangun dengan sistem bawah tanah sepanjang 11 kilometer dan akan memiliki 10 stasiun.

"Lalu ada wilayah outrange road selatan yang menghubungkan Fatmawati sampai Taman Mini. Ini fully underground, 11 kilometer dengan 10 stasiun," tutur Tuhiyat.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud menjelaskan, untuk jalur MRT Timur-Barat akan tersambung juga sampai ke wilayah Balaraja, Banten. Proyek itu nantinya akan ditangani oleh pemerintah pusat.

"Jadi timur-barat ini kalau boleh dibilang Pemprov Banten ini yang paling banyak dapet perpanjangan jalur metro. MRT, yang timur-barat itu juga nanti ujungnya ke Banten, Balaraja. Namun demikian saya kira ini prosesnya akan lebih banyak di-drive di pemerintahan pusat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan untuk kelanjutan tentang pembiayaannya," beber Farchad.

Menurut Farchad proses pembangunan proyek dapat menelan waktu hingga 4 tahun. Bahkan jika memilih jalur bawah tanah, prosesnya bisa semakin lama karena banyak aspek yang perlu diperhitungkan.

"Minimal kalau pembangunan, di mana-mana ya, kalau pembangunan itu butuh waktu antara 4 tahunan kira-kira. Untuk pembangunannya itu sendiri ya, kalau underground mungkin lebih lama lagi," tutupnya.

(ily/kil)

Hide Ads