Terminal Kijing Jadi Tulang Punggung Ekspor Kalbar, Target 3,3 Juta Ton

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 05 Agu 2025 12:13 WIB
Halaman ke 1 dari 2
Terminal Kijing/Foto: Dok. PTP Nonpetikemas
Jakarta -

Terminal Kijing di Mempawah yang dikelola PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak menjadi tulang punggung ekonomi Kalimantan Barat. Sejak dikelola PTP Nonpetikemas sejak 1 Agustus 2022, Terminal Kijing kini menjadi tulang punggung pelayanan kargo nonpetikemas di Kalimantan Barat, dengan kontribusi signifikan terhadap efisiensi logistik dan kelancaran arus barang nasional.

Terminal Kijing menjadi salah satu simpul logistik internasional yang strategis karena berbatasan langsung dengan jalur perdagangan utama Selat Malaka, sehingga memainkan peran penting dalam memperkuat konektivitas dan mendorong ekspor-impor, khususnya Kalimantan Barat, Terminal Kijing mampu melayani hingga 15 kapal sekaligus, termasuk kapal-kapal besar hingga 100.000 DWT karena draft hingga -15 meter dan panjang dermaga yang mencapai lebih dari 1.900 meter.

"Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit nasional, berada di peringkat tiga besar provinsi penghasil CPO. Tak kurang dari 84 perkebunan kelapa sawit, 132 perusahaan industri CPO, dan 42 terminal khusus mendukung ekosistem komoditas ini di wilayah tersebut, sehingga Terminal Kijing menjadi urat nadi ekonomi Kalimantan Barat," kata Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).

Target Ekspor 3,3 Juta Ton

PTP Nonpetikemas mencatat kenaikan throughput dari tahun ke tahun dengan capaian 2,27 juta ton pada 2023, meningkat menjadi 3,09 juta ton pada 2024, dan pada 2025 ditargetkan mencapai 3,3 juta ton. Kontribusi terbesar berasal dari curah cair (1,9 juta ton), curah kering 761 ribu, ton dan general cargo 456 ribu ton.

Hingga Juni 2025, total throughput tercatat 2 juta ton, dengan curah kering sebagai penyumbang terbesar sebesar 965 ribu ton, disusul curah cair 759 ribu ton, dan general cargo 328 ribu ton. Sepanjang 2025, throughput diproyeksikan menembus 3,3 juta ton.

Selain itu, Terminal Kijing menjadi pintu gerbang ekspor utama untuk produk turunan kelapa sawit, didukung oleh sarana bongkar muat modern seperti harbour mobile crane, excavator, wheel loader, mobile conveyor, flexible hose, dan portable filling station. Sejumlah komoditas lain seperti batubara, pupuk, palm kernel, bauksit, dan kargo berat juga menjadi bagian dari layanan terminal ini.

Dengan infrastruktur modern dan fasilitas bongkar muat yang mumpuni, Terminal Kijing kini memainkan peran penting dalam mendukung arus barang, khususnya untuk proyek-proyek infrastruktur di wilayah barat Indonesia. Tak hanya mendorong ekspor, Kijing juga menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan rantai pasok nasional.

"Sebagai pelabuhan internasional baru di Kalimantan Barat, Terminal Kijing diposisikan menjadi motor penggerak ekspor-impor kawasan sekaligus katalisator pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun peti kemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia," tutur Indra.

Lihat juga Video: RI Kena Tarif Trump 19%, Mendag Targetkan Pasar Eropa




(ada/ara)
HALAMAN SELANJUTNYA
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork