Dapat Kredit Rp 4,1 T dari Jerman, Pemerintah Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo

Dapat Kredit Rp 4,1 T dari Jerman, Pemerintah Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 15 Sep 2025 15:05 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Perhubungan berencana membangun jaringan kereta rel listrik (KRL) baru di jalur Surabaya-Sidoarjo sepanjang 27 Km. Nama proyeknya adalah Kereta Surabaya Regional Railway Line (SRRL).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (LLKA) DJKA Kemenhub, Arif Anwar, mengatakan proyek ini akan dibangun di atas jalur kereta api yang sudah ada alias eksisting. Pngerjaan yang dilakukan adalah membangun jalur double track yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, menggantikan jalur single track yang saat ini masih digunakan.

Sementara untuk sumber pendanaan proyek ini, pemerintah sudah mendapatkan suntikan pinjaman atau loan financing dari Bank Pembangunan Jerman (KfW). Namun dari pinjaman yang sudah diterima ini hanya diperuntukkan pembangunan SRRL tahap satu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"SRRL kita sudah mendapatkan loan. Ada loan agreement dengan KfW dari Jerman. SRLL ini ada di jalur eksisting, jadi pekerjaannya itu nanti adalah double track jalur eksisting dari Pasar Turi (Surabaya sampai dengan Sidoarjo," kata Arif dalam konferensi pers di Kantor Kemenhub, Senin (15/9/2025).

"Tetapi untuk fase satu yang kita sudah mendapatkan loan-nya ini, ini dari Stasiun (Surabaya) Gubeng ya sampai dengan ke Stasiun Sidoarjo," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dalam hal ini, ia mengatakan pihaknya sudah mengamankan pinjaman sebesar US$ 250 juta atau setara dengan Rp 4,1 triliun (kurs Rp 16.400/dolar AS). Besaran dana ini hanya untuk pembangunan infrastruktur kereta seperti rel kereta baru hingga pemasangan listrik aliran atas (LAA) alias elektrifikasi.

"US$ 250 juta, semua dari Jerman. Itu kan pembangunan double track tadi ya, double track elektrifikasi, kalau untuk pola operasi nanti akan dibahas lagi. Nanti pola operasi bisa dikembangkan lebih lanjut kalau memang sudah siap," jelasnya.

Sementara untuk target pembangunan proyek KRL Surabaya-Sidoarjo ini Arif belum bisa memastikan. Sebab penandatanganan kontrak pinjaman baru dilakukan 2025 ini, dan hingga 2026 direncanakan masih dalam tahap studi kelayakan (Feasibility Study) proyek.

Meski begitu, menurutnya untuk target operasional SRRL direncanakan mulai 2029 nanti. Meski hingga saat ini pihaknya juga belum bisa memastikan pola operasional KRL ini nantinya akan seperti apa.

"Tahun ini kan baru tandatangan kontrak, nanti tandatangan loan agreement ya. 2026 itu masih kajian dan seterusnya. Targetnya kalau nggak salah sekitar 2029," terangnya.

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads