Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 memastikan kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur tidak ditutup usai kontainer cengkeh terindikasi terpapar radioaktif Cs-137 tiba di pelabuhan tersebut.
Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Penanganan Cesium-137 Bara Krishna Hasibuan mengatakan selama pelaksanaan kegiatan bongkar atas muatan produk cengkeh ekspor yang dikirim kembali ke Indonesia dari Amerika Serikat karena diduga terpapar Cesium-137 berjalan aman dan lancar. Selama aktivitas tersebut, tidak ada penutupan kawasan pelabuhan.
"Kegiatan itu berlangsung aman dan lancar dengan pengawasan ketat dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan sejumlah instansi lainnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku atas penanganan muatan barang berbahaya yang dibongkar dari atas kapal," kata dia dalam keterangannya, Selasa (4/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kembali menegaskan selama kegiatan bongkar muat, pelabuhan tidak ditutup. Bara memastikan saat ini aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan pelabuhan berlangsung normal.
"Selama kegiatan tersebut, pelabuhan tidak ditutup, aktivitas bongkar muat peti kemas lainnya tetap berlangsung normal," jelasnya.
Dalam keterangan sebelumnya, Bara menyampaikan telah dilakukan penutupan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur. Penutupan dilakukan setelah satu kontainer yang terindikasi terkontaminasi radioaktif Cs-137 tiba di di Terminal Peti Kemas Tanjung Perak Surabaya, Sabtu (1/11) lalu pukul 22.00 WIB.
Untuk diketahui, indikasi cengkeh Indonesia terpapar Cs-137 ditemukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau The Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS).
"Untuk mengantisipasi pencemaran, Satuan Tugas Penanganan Kontaminasi Radionuklida Cs-137 berkoordinasi dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah melakukan penanganan dengan menutup kawasan pelabuhan," kata Bara dalam keterangannya.
Namun, dia memastikan kadar kontaminasi dalam kontainer tersebut relatif kecil. Hal tersebut merupakan hasil pemeriksaan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Sementara bagian luar kontainer tersebut tidak terkontaminasi.
Lebih lanjut, akan dilakukan pemilahan antara produk yang terkontaminasi Cs-137 dan yang bersih. Kemudian, Bara mengatakan setelah produk cengkeh yang terkontaminasi dipisahkan ke kontainer baru di PT NJS, akan dilakukan penyegelan dan pemusahan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Tonton juga video "Satgas Bakal Cek Cengkeh Impor AS yang Terkontaminasi Cesium-137"
(acd/acd)










































