Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan merevitalisasi Danau Siombak di Kota Medan, Sumatera Utara sebagai bagian dari pengendalian banjir dan rob di wilayah pesisir Kota Medan-Belawan. Diperkirakan total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 268 miliar.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, Danau Siombak tidak hanya berfungsi sebagai tampungan air, tetapi juga sebagai solusi berkelanjutan terhadap permasalahan banjir rob, kenaikan muka air laut, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di kawasan tersebut.
Menurut Dody, saat ini sebagian pekerjaan revitalisasi sudah berjalan untuk mengurangi bencana rutin seperti banjir dan rob. Penanganan Danau Siombak direncanakan berlangsung dalam beberapa tahap, sepanjang Tahun Anggaran 2024-2028 dengan total perkiraan biaya Rp 268 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari total sekitar 3 kilometer tanggul yang dibutuhkan, 1,3 kilometer (km) sudah masuk dalam tahap pelaksanaan. Masih ada sisa tapi tadi perlu dikaji, terutama penggunaan tanggul tanah sepanjang 1,7 km dan lahan oleh pemerintah daerah," kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).
Komponen utama kegiatan revitalisasi meliputi tanggul tipe Sistem Panel Serbaguna (SPS) sepanjang 1,3 km, tanggul tanah sepanjang 1,7 km, pembangunan 3 unit kolam retensi dengan total kapasitas 278.927 m3, pekerjaan lanskap, dan perkuatan drainase Kamila.
Lebih lanjut untuk rinciannya, pada Tahun Anggaran (TA) 2024 pekerjaan yang telah dilaksanakan berupa pembangunan tanggul tipe SPS dan lansekap. Lalu pada TA 2026 direncanakan pembangunan dua kolam retensi.
Kemudian pada TA 2027 mencakup pembangunan tanggul tanah 1,7 km, drainase pendukung, dan lansekap lanjutan. Lalu TA 2028 menjadi tahap evaluasi efektivitas dan pematangan lahan untuk menjamin keberlanjutan fungsi tampungan pengendali banjir dan rob.
Revitalisasi Danau Siombak menjadi bagian dari program strategis pengendalian banjir dan pengelolaan kawasan air perkotaan di Medan Utara, yang akan memberikan manfaat ganda dalam peningkatan kualitas lingkungan dan ketahanan wilayah terhadap perubahan iklim.
Berdasarkan hasil kajian awal sekitar 1.084 unit bangunan berada di kawasan terdampak dan lebih dari 5.000 bidang lahan masih memerlukan penataan agar pembangunan dapat berjalan optimal.
Proyek revitalisasi ini diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam mereduksi genangan banjir, meningkatkan kapasitas tampung air permukaan, dan mendukung pengembangan perikanan dan pariwisata lokal.
"Dana untuk pembangunan sudah disiapkan. Namun, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kesiapan lahan dan dukungan masyarakat. Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri, kami butuh sinergi dari pemerintah kota dan daerah," ujar Dody.
Simak juga Video 'Banjir Rob Hantam Permukiman Pesisir Utara Pasuruan':
(shc/eds)










































